Asa Menjadi Penyala Literasi - Penggerak Literasi

Asa Menjadi Penyala Literasi

Kegemaran menulis sudah dimulai sejak SD, kemampuan menulis indah adalah hal yang menyenangkan. Tidak heran jabatan sekretaris selalu disandang. Sampai pengangkatan PNS dan masuk berbagai organisasi, selalu ditunjuk menjadi gawang di bagian administrasi. Tahun 2018 selain memiliki kesempatan mengambil program magister di UPI Bandung, ada tawaran dari berbagai penerbit untuk menulis beragam buku, baik buku pelajaran dan pengayaan mata pelajaran. Hal yang sungguh membahagiakan bisa berkiprah di dunia penulisan dan kebanggaaan, selain finansial yang didapat juga karya-karya tulisan bisa diakui.

Bermula ada share informasi tentang perekrutan Sosialisator Program Literasi Nasional (SPL Nasional) di grup Penulis Kab.Bandung Barat pada tanggal 25 April 2021. Sebetulnya ragu untuk mengikuti kegiatan tersebut, tapi karena usia yang menjadi syarat sampai batas usia 50 Tahun, sedangkan saya sendiri sudah lebih dari usia yang dipersyaratkan. Namun dengan dalih mencoba, langsung saya mengisi Formulir pendaftaran SPL Nasional 2021 (Angkatan III).

Tidak dinyana, malam-malam tanggal 12 Mei 2021, terbit info pengumuman 1.000 Besar dan nama saya, walau setengah tidak percaya masuk dalam urutan 621. Menyeringai sendiri kok bisa, usia yang tidak masuk persyaratan namun masih bisa masuk daftar.

Setelah melewati fase tes pemahaman tentang Gerakan Menulis Buku Indonesia (GMBI), Berikutnya tanggal 27 Mei, ada info dengan tulisan “GMB-Indonesia sebagai penyelenggara program SPL Nasional 2021 memberikan apresiasi dan rasa yang setinggi-tinggi kepada Bapak/Ibu/Saudara/I 1.000 Besar pendaftar Program SPL Nasional 2021 atas atensi dalam mengikuti fase Tes Pemahaman Program dan Penilaian Berkas Biodata Diri. Dalam kesempatan yang baik ini, kami hendak mengumumkan 500 besar pendaftar SPL Nasional yang lolos ke tahap berikutnya.”

Menduduki barcode KSPL 21123, bergelayut sejuta tanya, apalagi masuk zona tes berikutnya yaitu penerjunan sbagai bakal calon SPL. Dengan melewati kegitan workshop selama 3 hari berisi pembekalan materi untuk terjun ke lapangan. Sebetulnya apa dan bagaimana tugas seorang SPL itu.

Secara sederhana KSPL adalah menyampaikan dan merupakan kepanjangan tangan dari program Nyalanesia untuk menyebarkan dan memasyarakatkan lietrasi yang nafasnya sampai ke sekolah-sekolah untuk berkiprah di literasi tingkat nasional. Dengan berbekal sebagai Ketua Komunitas MGMP Mapel PPKn baik di tingkat Sub Rayon dan Pengurus kabupaten Bandung Bandung serta menjabat Wakil Ketua Pengurus Organisasi profesi di tingkat Cabang, saya berpikir tidak terlalu sulit untuk menyelesaikan tugas penerjunan ini.

Dimulai dengan mempelajari Juknis dan segala kelengkapan di lapangan. Name tag, surat tugas dan semua dokumen penyerta KSPL agar jika ada yang menanyakan keabsahan kegiatan semua sudah lengkap. Membuat janjian dengan Kepala Dinas Pendidikan Kabupaten Bandung Barat dengan terlebih dahulu berkunjung ke kantor Disdik untuk bertemu dengan Ibu Kasie Kurikulum dan Kesiswaan Ibu Hj. Sri Heryanti, S.Sos, MM dan Kepala Bidang Pembinaan SMP, Bapak Asep Nirwan, M.Pd.

Mengkomunikasikan serta memperlihatkan pemetaan keikutsertaan Prov. Jawa Barat dalam Gerakan Sekolah Menulis Buku (GSMB) Indonesia, yang hanya terwakili 64 sekolah di tahun 2020 menjadi tantangan tersendiri agar Kab. Bandung Barat bisa berkontribusi terhadap upaya menaikan prosentase keterisian peserta di tingkat nasional dalam hal GSMB Indonesia.

Sangat antusias dan memberikan kemudahan akses untuk bertemu dan meminta rekomendasi dari bapak Kepala Dinas Pendidikan kab. Bandung Barat. Bertemu hari Jumat, 11 Juni 2021 dan Senin, 14 Juni Rekomendasi untuk sosialisasi progral literasi dalam GSMB Indonesia keluar, walau di awal dari phak Disdik meminta pemetaan untuk kawan-kawan dari Kab. Bandung Barat yang sama-sama memiliki tugas yang sama di KSPL agar lebih terfokus di wilayah sosialisasi masing-masing.

Setelah izin dari Mentor SPL di Group A, pak Arifin Nurdin memberikan kemudahan untuk akses pada kawan-kawan yang dari KBB, dan Alhamdulillah sangat responsif. Sehingga Rekomendasi bisa keluar walau mepet waktu untuk segera berkiprah bertemu dengan pihak sekolah agar mendapat sosialisasi tentang GSMB Indonesia.

Berbekal rekomendasi tersebut, mulai bergerak dengan silaturahim dulu kepada ketua MKKS SR dan ketua K3S di wilayah rayon/Gugus setempat atau tingkat Kecamatan. Sikap ramah dan pada dasarnya mendukung GSMB Indonesia ini, karena di KBB banyak kegiatan yang fungsinya meningkatkan literasi di tiap sekolah. Ada TMBB (Tantangan Membaca Bupati Bandung Barat) dan ada Gekaran Literasi Nasional (GLN Gareulis Jabar) sebagai upaya dari program Jabar Bergerak.  Sehingga GSMB Indonesia ini bukannya tidak diterima melainkan, kepadatan anggaran sekolah untuk program literasi sudah tersebot untuk kedua kegiatan di atas.

Hampir semua Kepala Sekolah yang ditemui menyambut gembira informasi yang disampaikan. Mereka tidak keberatan untuk menandatangani surat tugas saya dan berfoto bersama sebagai bukti dokumentasi. Namun saat kami kunjungan ulang atau menanyakan kelanjutan pembicaraan apa berkenan untuk bergabung dengan GSMB Indonesia ini, rata-rata jawaban yang dilontarkan hampir senada.

Saya ingat betul ucapan dari Founder Nyalanesia, bahwa program bagus GSMB Indonesia ini disampaikan kepada mereka yang bisa satu frekuensi, jika mereka masih mempertimbangkan segala hal yang menjadi kendala nya, artinya belum satu frekuensi. Hal ini tidak menyurutkan langkah dan semangat saya.

Saya terus berjuang sampai batas waktu yang ditentukan untuk ujian penerjunan ini. Gelora dan semangat sebagai penyala terus digaungkan, minimal tiap sekolah yang didatangi atau diberi informasi lewat daring mengetahui ada program Gerakan Sekolah Menulis Buku Indonesia. Jika tidak tahun ini bergabung, semoga tahun depan bisa ikut tantangan GSMB Indonesia.

Ucapan dan kebanggan yang luar biasa kepada pihak Nyalanesia, yang sudah memberi kesempatan dan memberikan peluang yang berharga dan ikut berkiprah dalam menyukseskan Literasi Nasional.

Artikel Terkait