Geliat literasi terus membersamai hari – hari penuh semangat yang saya lalui bersama para generasi harapan di bangku – bangku sekolah mereka. Gaung literasi kian menggema. Mengangkasa menembus sekat – sekat ruang. Sungguh berbahagia melihat antusiasme dari siswa dan guru dalam menyambut Gerakan Sekolah Menulis Buku (GSMB) Nasional. Segala lelah yang teramu dalam perjuangan dan kesabaran disertai beragam tantangan, lebur tak bersisa manakala melihat 700 siswa dan hampir seratus orang guru secara serentak siap mendedikasikan diri sebagai penulis. Nantinya mereka akan berjibaku, berkarya dan berkreatifitas untuk melahirkan buku puisi, cerpen dan artikel. Ratusan siswa dan guru tersebut tersebar di 14 sekolah jenjang dasar dan menengah yang terdapat di Kabupaten Bireuen.
Saya tak menyangka jika di gelombang yang batas pendaftarannya tanggal 25 Agustus 2021 ini, pihak sekolah keukeuh untuk bergabung di Program GSMB Nasional Nyalanesia meskipun dengan biaya talangan alias pinjaman di sana sini. Mereka tidak lagi menunggu cairnya dana sekolah terlebih dahulu yang Rancangan Anggaran Biaya (RAB)nya sudah diajukan ke bagian keuangan dana sekolah di instansi mereka bernaung. Saya menjadi terharu karenanya. Batin saya berbisik “waktu telah bicara”. Inilah waktunya dimana saya sedang memanen kebahagiaan. Kebahagian yang Tuhan berikan melalui semakin terbukanya jalan atas syiar literasi yang selama ini terus saya derapkan langkahnya di jalan – jalan sunyi.
Satu hal yang terus saya ingat adalah komitmen dan semangat yang disertai dengan ketulusan adalah sesuatu yang menghantarkan pada sebuah keberhasilan. Saya selalu yakin bahwa Tuhan akan terus mempermudah jalan saya jika itu untuk kebaikan. Saya selalu melangitkan doa – doa agar terus diberi kekuatan untuk mampu melangkah menyusuri jalan sunyi untuk meriuhkan gempita literasi.
Pun demikian di bulan kemerdekaan ini. Dengan momen semangat bulan kemerdekaan, saya terus berusaha memantik semangat berliterasi terhadap siapapun dan dimanapun tempat kaki berpijak. Saya berkunjung ke sekolah – sekolah, menyapa dan menautkan semangat dalam kesamaan pandangan betapa literasi itu adalah ruh pendidikan. Pendidikan tak maju jika literasi tak hidup di dalamnya. Mencoba menggugah dengan sebuah motivasi “Budaya literasi mesti ditumbuhkembangkan, karena ketika literasi telah menjadi budaya kehidupan, ketika itulah peradaban akan bersinar”. Saya bahagia bisa berbagi dengan mereka, meskipun dengan segala kesederhanaan yang saya miliki.
Satu hal yang sungguh berkesan dalam pencapaian di bulan Agustus 2021 ini adalah 10 dari 14 sekolah yang resmi bergabung dalam program GSMB ini, rela bersusah – susah mencari dana pinjaman terlebih dahulu untuk biaya program karena belum cairnya dana dari pihak dinas. Berkat kerjasama yang telah terbangun dengan baik, pihak dinas telah merekomendasikan bahwa dana BOS dapat dipergunakan dan dipertanggungjawabkan penggunaan biayanya terhadap program literasi GSMB Nasional. Ini tentu sebuah kebijakan yang menjadi peluang semakin terbukanya kesempatan GSMB Nasional berperan dalam memajukan literasi dan pendidikan bangsa.
Di hari terakhir batas pendaftaran program Gelombang IV yang jatuh pada 25 Agustus 2021, dari pagi hingga penghujung malam saya terus membimbing dan mendampingi 10-an sekolah dalam proses pendaftaran yang dilakukan secara online. Oleh karena masalah jaringan internet adalah suatu hal diluar kendali, proses pendaftaran yang seharusnya berjalan mudah menjadi terkendala dan terhambat, sehingga ada beberapa sekolah yang butuh waktu ekstra. Meskipun sepanjang hari itu begitu melelahkah dan saya baru bisa beristirahat manakala jarum jam sudah bergeser ke hari berikutnya, rasa bahagia yang tak terlukis kata mampu meleburkan semua lelah dan penat itu.
Sebagai bentuk apresiasi terhadap sekolah yang telah ikut ambil bagian dalam syiar literasi ini, saya kemudian membuat sebuah tulisan di akun Facebook dengan judul “Semangat Literasi di Bulan Kemerdekaan”. Tulisan tersebut terunggah jelang pukul 00.00 WIB. Esok pagi – pagi sekali, saya dikejutkan dengan sebuah berita gembira. Di wall hp saya terdapat sebuah notifikasi pesan masuk dari seseorang. Saya kaget bin surprise manakala melihat yang tertera di pesan masuk tersebut adalah sebuah link berita yang telah dimuat di media online. Duh, senangnya, berita itu ternyata hasil kutipan tulisan yang saya unggah di Facebook tadi malam. Hanya berselang beberapa jam dari unggahan tersebut, media yang beralamatkan www.peunawa.com telah memuat tulisan itu di kolomnya. Dan pesan masuk tadi adalah dari sang Pemred media. Ia mengabarkan pada saya bahwa tulisan itu menginspirasi. Pantaskah jika saya tidak mampu menemukan nikmat-Nya dalam berita gembira ini ? Ya Tuhan, sungguh ini adalah sulaman nikmat- Mu yang semakin menebalkan rasa syukurku. Engkau menolong hamba untuk mensyiarkan program kebaikan ini dengan cara-Mu. Adalah sebuah kebahagiaan ketika orang lain dengan sukarela ikut membantu menyebarluaskan syiar literasi yang sedang kiat usung bersama ini.
Menjadi SPL Nasional Nyalanesia adalah sebuah ladang pengabdian dimana saya bisa ikut berkontribusi untuk menebar nyala kebaikan dan semangat berliterasi terhadap generasi harapan. Dapat mengambil bagian sebagai penyuluh obor pencerahan bagi insan negeri adalah sebuah kebahagiaan dan kepuasan batin. Karya buku yang dihasilkan siswa dan guru merupakan salah satu bukti bahwa mereka telah bergerak dan bertindak nyata terhadap upaya membudayakan literasi. Semoga gerak yang kian padu dan kokoh ini terus membersamai semangat untuk menambah benderang obor literasi yang telah dinyalakan.
Bireuen, 31 Agustus 2021
Dewi Sofiana, SP
SPL Nasional Nyalanesia