Geliat perubahan di dunia pendidikan tidak bisa dielakkan bahkan mengharuskan kita mengikuti perkembangan zaman tentunya harus ditopang dengan pendidikan. Sudah saatnya kita bergerak beriringan dalam menyambut kurikulum merdeka. Selaku Kandidat Sosialisator Penggerak Literasi perlu melakukan upaya masif untuk menyambut kurikulum baru ini. Melalui Kementerian Pendidikan, Kebudayaan, Riset, dan Teknologi (Kemendikburistek) melakukan pengembangan Kurikulum Merdeka yang diberikan kepada satuan pendidikan sebagai opsi tambahan dalam rangka melakukan pemulihan pembelajaran selama 2022-2024 di Indonesia tidak terkecuali Aceh Utara.
Pendidikan menjadi urat nadi perubahan masa depan. Aceh Utara memiliki luas daerah 2.694,66 km² yang terdiri dari 27 Kecamatan dengan jumlah rincian Sekolah sebanyak 726 sekolah. Dari jumlah tersebut, sebagian besar sekolah masuk kedalam jenjang SD, dengan proporsi MA sebanyak 31 sekolah, MI sebanyak 47 sekolah, MTs sebanyak 58 sekolah, SD sebanyak 366 sekolah, SKB sebanyak 1 sekolah, SMA sebanyak 55 sekolah, SMK sebanyak 27 sekolah, dan SMP sebanyak 141 sekolah di seluruh pelosok Aceh Utara. Membutuhkan semangat juang Gerilya dan massif Penggerak Literasi dalam upaya Mensosialisasikan program Gerakan Menulis Buku (GSMB) Nasional ke seluruh pedalaman Aceh Utara.
Gerakan Sekolah Menulis Buku Nasional (GSMB Nasional) merupakan program pengembangan literasi sekolah terpadu, yang memfasilitasi seluruh siswa dan guru dari jenjang SD/MI, SMP/MTs dan SMA/MA/SMK untuk mampu berkarya melalui tulisannya kemudia hasil karya tersebut diterbitkan kedalam sebuah buku yang ber ISBN (International Standard Book Number), mendapatkan pelatihan dan sertifikasi kompetensi, pendampingan pengembangan program literasi, serta kompetisi berliterasi paling bergengsi di tingkat nasional. Selain diberikan apresiasi dana operasional untuk guru, penghargaan, dengan royalti dengan total hadiah ratusan juta rupiah juga memiliki kesempatan untuk berkolaborasi tentunya tergabung dalam komunitas pembina Literasi Sekolah serta memiliki akses gratis event – event literasi lainnya, sekaligus memiliki kesempatan bereksplorasi, selain mendapatkan konsultasi dan pendampingan program Literasi Sekolah secara berkelanjutan sehingga terbuka begitu lebar kesempatan untuk mempublikasikan karya tulis kita sendiri seperti antologi sekolah dan cetak buku 1 eksemplar untuk setiap siswa dan guru. Begitu banyak keuntungan lainnya sebagi sarana Edukasi seperti Memiliki Workshop Literasi dan berbasis digital bahkan semua siswa dan guru mendapatkan sertifikat kompetensi.
Membutuhkan tenaga ekstra dan waktu yang lama dan untuk melakukan sosialisasi ke semua sekolah yang ada di Aceh Utara. Saya selaku Kandidat Sosialisator Penggerak Literasi Nasional ber nomer 209 dengan kode 220209 tentu mengalami dilema jika harus menjelajah seluruh lokasi sekolah di waktu bersamaan. Berdasarkan analisa, Saya selaku kandidat SPL Nasional untuk Wilayah Aceh Utara yang memiliki topografi wilayah yang sangat bervariasi, seperti wilayah pesisir pantai yang menjorok di bagian utara, daerah dataran rendah hingga daerah pegunungan di bagian selatan. Dari tiga topografi wilayah ini, tentunya selain memiliki lingkungan yang berbeda, juga memiliki pola pikir yang tidak sama. Menurut analisa saya, di Aceh Utara memerlukan adanya tim penggerak yang terorganisir agar bisa memberikan bimbingan yang maksimal terhadap siswa atau sekolah tertentu saat dibutuhkan atau perlu mengaktifkan guru penggerak literasi di setiap sekolah.
Bukan hanya bermodal keyakinan dalam mensosialisasikan Gerakan Sekolah Menulis Buku (GSMB) Nasional, namun juga membutuhkan tindakan preventif dengan melibatkan Dinas Pendidikan dan Kebudayaan Kabupaten Aceh Utara untuk mendapat dukungan secara resmi dalam mempelopori Gerakan Nasional demi meningkatan mutu pendidikan. Penjelasan yang panjang dilakukan oleh KSPL membuat Dahliana,S.Si, M.S.M., Kasubbag Keuangan dan Perlengkapan yang mewakili Kepala Dinas Pendidikan dan Kebudayaan Aceh Utara. Ibarat Gayung bersambut antara KSPL dan Dinas Pendidikan membuat saya optimis, kembali memiliki kesempatan untuk ikut berpartisipasi dalam mencerdaskan generasi bangsa. Meski sudah pernah memiliki akses terhadap seluruh sekolah di Aceh Utara pada tahun 2021 yang lalu pada program “Gerakan Literasi Digital”. Saya selaku kandidat Sosialisator Penggerak Literasi (SPL) perlu mensosialisasikan kembali program secara masif melalui grup whatsapp Guru atau kepala sekolah di Aceh Utara.
Semangat dalam menyalakan Indonesia (Nyalanesia) dengan ikut berpartisipasi di dunia pendidikan memberi harapan baru dalam mengubah tatanan kehidupan yang lebih baik khususnya Aceh Utara, selaras dengan pola pikir Nelson Mandela, menurutnya ‘Pendidikan adalah senjata paling ampuh untuk mengubah dunia‘. Sudah sewajarnya semua pihak ikut mendukung dan menyukseskan program GSMB Nasional disetiap sekolah. Bukan hanya Dinas Pendidikan dan Praktisi Pendidikan saja yang aktif berpartisipasi, namun seluruh unsur masyarakat mulai dari orang tua hingga para peduli pendidikan bersinergi untuk menciptakan generasi handal dimasa depan. Diperlukan Gerakan Bersama dengan bahu membahu dalam mencetak generasi yang berkompeten demi merubah masa depan Negeri ke arah yang lebih baik lagi.
Penulis : Endang Kusmadi, S.Pd., berprofesi sebagai Praktisi dan pemerhati Pendidikan, sekaligus Kandidat Sosialisator Penggerak Literasi