Jambiku Bergerak Semangatku Menyala - Penggerak Literasi

Jambiku Bergerak Semangatku Menyala

Saya Melda Ria Sinambela yang tumbuh dan besar di Kota Jambi, meskipun saya suku etnis Batak tapi Jambi selalu saya sebut sebagai kampung halaman. Sebelum sekolah dasar (SD) saya telah mampu membaca dan menulis, saya senang sekali belajar tanpa pernah diminta atau dipaksa oleh orangtua untuk belajar. Sejak SD saya sudah bisa menulis, saya suka sekali menulis di buku tulis sekolah dengan tulisan tangan, sampai sekarang koleksi tulisan tangan saya masih ada.

Buku tulis dengan jumlah ratusan halaman penuh saya tulis cerita fiksi kadang berupa Puisi, cerpen atau novel dengan berbagai judul maka sampai saat ini kira-kira ada puluhan judul puisi, cerpen dan novel yang sudah saya tulis dari bangku sekolah sejak SD sampai dengan SMA, teman-teman sekolah menjadi pembaca setia tulisan tangan saya tersebut, memberikan masukan, pujian dan semangat agar saya terus menulis.

Saya bermimpi kelak tulisan-tulisan tangan itu akan menemukan jalannya sehingga dapat di bukukan oleh penerbit, dipajang di perpustakaan sekolah dan perpustakaan kota yang sering saya kunjungi pada masa sekolah atau bahkan semoga bisa dijual di toko buku besar yang ada di kota saya. Akses menjadi penulis dan menerbitkan buku adalah hal yang sangat sulit saat masa saya bersekolah dahulu, meskipun begitu saya tidak pernah menyerah dengan semangat saya hanya terus menulis di buku-buku tulis sekolah waktu itu, mengikuti lomba menulis atau masih sejauh menulis buku di majalah namun saya tetap menulis.

Jiwa saya cukup unik terhadap dunia literasi, sejak usia dini hingga kini jika tidak menulis atau membaca seharipun maka kepala saya akan langsung pusing, seperti ada yang kurang, saya candu dengan menulis dan membaca hingga saya juga mendirikan taman baca di rumah saya maka sampai saat ini setidaknya saya harus menulis minimal untuk caption status di sosial media.

Kira-kira Bulan Juli tahun 2022 dari WhatsApp Group (WAG) saya mendapat informasi adanya seleksi Sosialisator Program Literasi Nasional (SPL) Nasional maka tanpa pikir panjang saya langsung mendaftar dan mengikuti setiap tahapan seleksi yang ketat dan proses yang cukup panjang, kala itu ada Ribuan pendaftar yang mengikutinya namun hanya sedikit saja yang lolos serta bertahan sampai akhir, saya bersyukur saya menjadi salah satunya, literasi yang saya cintai sejak usia dini membawa saya sampai menjadi SPL Nasional Nyalanesia angkatan keempat.

Saya sangat senang kembali ke sekolah-sekolah SD-SMA sederajat di kampung halaman saya Kota Jambi, sambil menjelajah untuk mengubah sambil reunian, saya seperti dibawa kembali ke masa-masa sekolah dahulu dan merasakan kembali begitu semangat, begitu penasaran dan begitu penuh harap untuk bisa di fasilitasi dalam menulis bedanya kali ini saya yang menjadi salah satu pintu kesempatan anak-anak sekolah bisa berkarya dan menerbitkan buku melalui GERAKAN SEKOLAH MENULIS BUKU (GSMB). Sebuah pintu yang dahulu sulit saya buka kini saya memiliki kuncinya.

Sedikit menjadi cemburu jika saja Nyalanesia sudah ada sejak saya SD maka saya pasti sudah menerbitkan banyak buku, Nyalanesia membuka kesempatan besar yang tidak saya terima dahulu di bangku sekolahan tapi tak mengapa kini setidaknya anak-anak bisa menerbitkan buku lebih cepat dan mudah hingga sayapun bisa melanjutkan mimpi saya menerbitkan buku tunggal yang saya impikan sejak masa sekolah. Terlambat bukan berarti tidak sukses, karena sukses adalah proses dan yang terpenting bagi saya adalah terus berproses.

Hampir 200 sekolah yang saya datangi secara langsung dari 400 an sekolah yang terdaftar, mengetuk satu persatu pintu-pintu sekolah dan menyampaikan kabar gembira ini dengan penuh semangat adalah pengalaman hebat yang saya banggakan, kesempatan membuat berbagai pelatihan menulis untuk sekolah yang meminta untuk dilatih adalah membahagiakan serta menjalin kerja sama dengan pemerintah daerah dengan membuat webinar yang diikuti secara daring oleh ratusan sekolah di mana saya menjadi pembicaranya adalah proses terbaik dalam mengerakkan literasi di kampung halaman saya ini.

Tiga bulan masa pengabdian menjadi SPL sungguh singkat dan waktunya kurang panjang bagi saya karena masih banyak sekolah yang ingin saya kunjungi namun pengalaman ini tetap sungguh menyenangkan hingga rasanya ingin bisa kembali saya lanjutkan tugas ini menjadi SPL di tahun depan, dengan tangan saya dan Nyalanesia yang tetap bergandengan tangan dengan hangat.

Ada ratusan sekolah yang percaya dengan gerakan ini dan menerima saya dengan tangan terbuka bahkan dengan jamuan untuk tamu yang mereka hargai keberadaannya, saya seperti membawa kunci emas yang sesungguhnya sekolah juga harapkan sejak lama hanya ada satu atau dua sekolah saja yang menolak di awal perkenalan namun saya tidak pernah berfokus pada sedikit tantangan itu karena ada harapan dan mimpi yang lebih besar layak untuk diperjuangkan dengan sepenuh hati.

Saya tetap bergerak dan saya berjanji tidak akan menutup pintu yang dahulu sangat saya harapkan karena saya tahu rasanya perjuangan merajut mimpi. Apa yang dirasakan oleh saya dahulu tidak boleh dirasakan oleh anak-anak sekolah di kampung saya ini. Saya percaya tidak lama lagi sejak gerakan ini saya mulai di Kota Jambi maka jika tidak tahun ini, tahun depan dan masa depan Jambi akan menjadi Kota Aktif Literasi, itu yang sedang saya dan Nyalanesia perjuangkan sampai tulisan ini dibuat kami tidak akan menyerah, bersama kita pasti bisa.


Biodata Narasi Penulis :

Melda Ria Sinambela yang biasa dipanggil Melda lahir di Palembang 03 Maret 1990, bersekolah sejak SD sampai dengan SMA di Kota Jambi, anak perempuan satu-satunya dari tiga bersaudara ini sudah menulis sejak belum masuk sekolah dasar, dan awal aktif menulisnya di buku tulis sekolah untuk pembaca teman-teman sekolahnya, selain aktif menulis Melda juga suka membaca buku dan tahun 2018 mendirikan taman baca an masyarakat (TBM) Merah Muda di rumahnya untuk anak-anak sekitar lingkungannya.

Melda juga merupakan pendiri komunitas merah muda yang peduli pada pendidikan dan kesehatan anak-anak di pedalaman, komunitas tersebut telah berdiri sejak Maret tahun 2014 setelah dia menyelesaikan kuliahnya di Universitas Negeri Medan Melda memutuskan untuk kembali ke kampung halamannya dan mengabdi sebagai guru PAUD di berbagai sekolah di Provinsi Jambi, pengalaman hampir satu dekade menjadi guru dan Kepala Sekolah membuatnya semangat untuk mengerakkan literasi di sekolah dan komunitasnya.

Melda percaya bahwa literasi adalah salah satu cara terbaik untuk memajukan pendidikan di Indonesia dan dia telah memulainya serta membuktikannya sejak kecil. Berbagai penghargaan di bidang literasi telah diterimanya mulai dari beasiswa pertamina lewat menulis essay, beasiswa puteri daerah berprestasi dan selalu mendapat beasiswa sejak SD-Kuliah Sarjana berkat kemampuannya berliterasi, hingga saat ini aktif juga sebagai pengurus Forum Pegiat Literasi Provinsi Jambi yang merupakan wadah komunitas-komunitas pegiat literasi di provinsi Jambi. Pengalaman menjadi SPL Nasional Nyalanesia juga adalah prestasi yang membanggakan baginya dan terbingkai rapi dalam nyala kisah yang ditulisnya sebagai penghujung masa baktinya ini. Selamat membaca dan teruslah melangkah dengan semangat seperti motto hidupnya

Artikel Terkait