Merajut Asa di Kabupaten Ngawi - Penggerak Literasi

Merajut Asa di Kabupaten Ngawi

MERAJUT ASA DI KABUPATEN NGAWI
Oleh: Murdiyono_KSPL21280_Ngawi

Sebagai seorang guru matematika, mendengar literasi seperti sesuatu yang tabu. Bagaimana tidak, saya yang setiap hari berkutat dengan ilmu eksak yang cenderung berhitung. Saat ini mencoba untuk melawan arus dengan terjun di dunia literasi. Kebetulan saat ini mendapat amanah mengelola kurikulum di SMK Cendekia Madiun, ini membuat saya tergugah untuk ikut dalam program Literasi Sekolah.
Informasi yang saya peroleh dari grup WA adalah awal saya mengikuti seleksi untuk menjadi seorang Sosialisator Program Literasi Nasional. Melalui link yang saya peroleh itu saya terus mengikuti alur yang harus saya lalui. Mulai dari seleksi administrasi, uji kompetensi, hingga uji penerjunan lapangan. Setelah mendapat bimbingan dari para penggerak literasi Nyalanesia, mulai memahami program ini. Uji penerjunan KSPL merupakan awal dari banyak hal yang saya peroleh, terutama pengalaman-pengalaman yang cukup menarik dalam berinteraksi dengan beberapa sekolah dan lembaga-lembaga lainnya.
SMK Cendekia Madiun tempat saya mengajar menjadi yang pertama saya kunjungi untuk sosialisasi program GSMB. Kalau terkait sambutan cukup hangat, cuma saya sendiri menjadi canggung ketika harus mensosialisasikan di sekolah sendiri dengan kondisi sekolah yang relatif baru. Namun saya tetap menyampaikan program ini kepada Ibu Harning selaku guru bahasa indonesia tentunya sudah izin dulu dengan Ibu Setyanti Nugraheni selaku Kepala Sekolahnya. Ibu Harning tertarik dengan apa yang saya sampaikan namun itu tadi faktor jumlah peserta didik, motivasi terhadap literasi yang rendah dan biaya partisipasi yang dianggap tinggi. Hal ini membuat saya pesimis dalam mensosialisasikan GSMB di sekolah saya sendiri
Tempat kedua yang saya kunjungi adalah SMAN 2 Ngawi, kenapa saya memilih SMAN 2 Ngawi? Setelah saya ingat-ingat ternyata memiliki seorang teman SMP dulu yang sekarang menjadi guru bahasa indonesia disana, inilah kesempatan yang saya gunakan. Pagi itu coba saya telfon beliaunya, ya… meskipun terkesan mendadak tapi akhirnya bisa bertemu. Saat itu beliau masih disibukkan dengan calon peserta didik yang akan daftar ulang. Disela-sela kesibukan beliau, saya yang merasa tidak enak hati mencoba menyampaikan tujuan saya ke SMAN 2 Ngawi. Namun karena beliau posisinya disitu masih honorer, akhirnya menyarankan saya untuk menemui kepala sekolahnya langsung, dan saya kemudian ke ruang TU untuk izin bertemu kepala sekolah. Selang beberapa menit saya ditemui wakil kepala bidang humas, saya sampaikan program literasi. Pada intinya akan disampaikan kepada kepala sekolah dulu, dan saya dalam hati merasa pesimis lagi untuk mampu mensosialisasikan program ini.
Masih dihari yang sama, saya berlanjut mengujungi SMAN 1 Ngawi. Sekolah ini merupakan sekolah favorit di kabupaten ngawi, dengan harapan mengunjungi sekolah ini bisa menjadi angin segar dan membuat optimis dalam sosialisasi. Ternyata memang benar, tanpa sengaja ketika ke ruang TU ditemui langsung oleh kepala TU, sayapun menyampaikan maksud saya datang ke sekolah ini. Tanpa sengaja setelah saya memohon untuk bisa menemui kepala sekolah, ternyata orang yang mengantar saya untuk menemui kepala sekolah adalah Ibu Tety yang merupakan guru bahasa indonesia dan sudah pernah mengikuti program ini. Akhirnya saya tidak jadi menemui kepala sekolah dan langsung diskusi dengan Ibu Tety. Disini saya mulai optimis dan yakin akan ada yang mengikuti program GSMB. Beliau sangat antusias dengan program litersasi, namun karena suatu hal akhirnya beliau belum bisa bergabung dengan program ini.
Penerjunan KSPL untuk sosialisasi program ini juga ada langkah strategis yaitu dengan kolaborasi dengan lembaga-lembaga terkait. Saya ikut mencoba berkolaborasi dengan beberapa lembaga yaitu Dinas Pendidikan Kabupaten Ngawi, Cabang Dinas Pendidikan Wilayah Madiun dan yang paling berkesan adalah permohonan dukungan dari Bupati Kabupaten Ngawi.
Waktu itu sambil sosialisasi di daerah Ngawi, mencoba menemui kepala dinas pendidikan kabupaten ngawi dan ditemui oleh kepala bidang pendidikan SMP. Saya menjelaskan program ini kepada beliau dan meminta rekomendasi agar lebih mudah dalam sosialisasi. Beliau akan menyampaikan kepada kepala dinas pendidikan. Namun disini mulai ada kendala, setelah beberapa hari saya datang kembali ternyata suratnya belum naik ke kepala dinas. Kemudian saya kirim lagi suratnya dan disetujui akan dibuatkan rekomendasi, tetapi beberapa kali saya hubungi beliau menyampaikan masih naik di kepala dinas. Sampai akhir masa penerjunan surat itu belum juga diterbitkan.
Melihat dari daftar KSPL yang ada di wilayah madiun, ada juga yang dari kota madiun. Kebetulan sudah kenal dengan beliau, terkait dengan permohonan rekomendasi ke cabang dinas pendidikan wilayah madiun, saya bertanya dulu kepada beliau apakah sudah membuat suarat terkait itu. Ternyata untuk cabang dinas wilayah madiun belum ada permohonan rekomendasi, kemudian saya mengajukan permohonan dan dalam waktu seminggu suratnya sudah jadi. Hal ini membuat saya kembali optimis dalam sosialisasi program GSMB.
Kegiatan selanjutnya adalah hal yang paling berkesan dalam uji penerjunan ini yaitu seperti mimpi dapat bertemu langsung dengan Bupati Ngawi, bapak Ony panggilan akrabnya. Berawal dari teman yang sedang mengadakan kegiatan wirausaha muda dalam bentuk daring, kebetulan narasumber utamanya adalah bapak bupati. Dari situ saya berpikiran, kenapa program literasi ini tidak menggandeng bapak bupati saja agar mau memberi dukungan sehingga lebih mudah untuk melaksanakan sosialisasi. Saya menghubungi teman saya untuk bertanya cara dapat menemui bapak bupati. Oleh teman saya diberi nomor HP ajudannya, dari situ saya mencoba menjalin komunikasi dan akhirnya diberi jadwal untuk dapat menemui bapak bupati. Jadwal yang di sampaikan kepada saya melalui WA adalah pukul 11.00 WIB, namun saya sebelum pukul 11.00 WIB sudah sampai di ruang sekretaris pribadi bapak bupati.
Ternyata waktu itu tidak hanya saya yang mendapat jadwal untuk menemui beliau, ada beberapa orang dari berbagai instansi baik negeri maupun swasta. Oleh ajudan dipanggil satu-satu secara bergantian untuk dapat menemui bapak bupati. Dalam hati gemetar rasanya ketika menunggu panggilan dari ajudannya. Cukup lama menunggu giliran untuk dipanggil, dari datang pukul 10.30 dipanggil pukul 13.30 artinya kurang lebih sekitar 3 jam menunggu untuk dipanggil. Akhirnya dapat bertemu beliau dan saya menyampaikan program literasi dalam wadah GSMB. Beliau menyambut cukup ramah seperti jargonnya “Ngawi Ramah”. Tidak lupa menggunakan aji mumpung, mumpung dapat bertemu beliau, saya beranikan minta foto selfy dengan beliau. Alhasil saya mendapat dukungan dari bapak bupati melalui dinas-dinas terkait.
Selang beberapa hari masih disibukkan dengan PPDB sekolah dan kesibukan sebagai Waka Kurikulum, di akhir masa uji penerjunan saya mencoba lagi untuk sosialisasi di daerah ngawi, tepatnya di MAN 1 Ngawi dan SMPN 1 Ngawi, sambutan dari kedua lembaga tersebut sangat bagus, namun karena waktu yang tinggal satu hari belum bisa untuk menindak lanjuti. Dari semua pengalaman ini membuat saya lebih optimis untuk terus menyalakan generasi-generasi muda khususnya untuk lebih giat dalam berliterasi. Salam literasi (KSPL21280-murdiyono).

Artikel Terkait