Penantian yang telah kutunggu akhirnya tiba juga saat pengumuman Kandidat Sosialisator Penggerak Literasi Nasional 2021. Seperti momen-momen lain ketika menunggu pengumuman, tentunya harapannya adalah dapat lolos terpilih. Hari itu tanggal 30 Juni 2021, sedari pagi sudah kucoba untuk membuka lamannya Nyalanesia, maupun media sosial lainnya. Ternyata dari pagi, sore, bahkan petang pengumuman itu belum muncul juga, sehingga sempat tanda tanya, jadikah pengumuman itu dilaksankan? Akhirnya saat itu seolah berlalu, hingga pada saat malam hari ternyata pengumuman itu muncul, dan saat kubuka, Alhamdulillah saya termasuk dari sejumlah Kandidat Sosialisator Program Literasi (KSPL) yang dinyatakan lulus sebagai Sosialisator Prgram Literasi Nasional (SPL Nasional 2021). Ungkapan pertama tentunya adalah rasa syukur kehadirat Allah Swt. atas segala rahmat dan hidayah-Nya sehingga dapat menjalani masa masa seleksi sampai uji penerjunan hingga dinyatakan lulus. Tidak lupa mengucapkan terima kasih pada mentor yang telah memberikan bimbingan dan motivasi secara kontinyu.
Menjadi Sosialisator Program Literasi Nasional tentunya menjadi kebanggaan tersendiri karena berkesempatan untuk berpartisipasi dalam menyalakan gelora literasi di negeri ini. Literasi merupakan salah satu kemampuan dasar seorang siswa yang akan menjembatani dalam mempelajari semua ilmu yang diajarkannya di sekolah. Menjadi Sosialisator Program Literasi Nasional secara otomatis akan mengasah dan memotivasi diri kita untuk selalu giat dalam berliterasi, baik membaca, maupun berkarya. Sangat ironis manakala penggiat literasi tidak punya semangat budaya membaca dan berkarya.
Ada hal yang sangat menarik pada saat pelantikan Sosialisator Prgram Literasi Nasional (SPL Nasional 2021), karena pada momen itu Nyalanesia mengundang tokoh tokoh yang sangat menginspirasi kita dalam berkarya. Dua orang tokoh yang sudah tidak asing lagi bagi kita adalah Bapak Andy F. Noya dan Bapak Bukik Setiawan.
Andi F Noya seorang mentor sekaligus inspirator bagaimana kita dalam upaya menggapai sebuah mimpi. Dari latar belakngnya kita tahu Andy F. Noya terlahir bukan dari kalangan berada tapi mempunyai semangat yang luar biasa dalam menggapai mimpinya. Salah satu talenta besarnya adalah dalam berliterasi. Hobinya membaca dan menghargai sebuah buku luar biasa walaupun di masa masa perjuangannya hidup dalam keterbatasan materi. Sebuah semangat yang perlu kita teladani bagi kita semua dalam upaya meraih mimpi walau minim materi. Semangat dan talenta yang ada pada dirinya akhirnya dapat berbuah manis pada ahirnya. Andi F. Noya saat ini secara materi sangat jauh berbeda dengan Andi F. Noya pada saat saat merintis perjuangannya. Tapi semangat untuk tetap berbagi tetap melekat pada dirinya. Nasehat Andi F. Noya yang menarik juga adalah bagaimana agar kita selalu bisa menjadi diri kita sendiri, Orang lain mungkin boleh menjadi inspirasi kita, tapi menjadi diri sendiri adalah penting. Satu hal lagi yang luar biasa adalah penghargaan pada gurunya. Seorang Ibu Ana yang menurutnya adalah orang yang pertama kali menemukan bakat dan talentanya. Andi F. Noya saat ini memang sudah bergelimang materi, namun masih tetap mempunyai semangat berbagi. Salah satu kebiasaannya adalah berbagi buku, yang menurutnya ini adalah sebuah balas dendam, karena pada masa masa perjuangannya betapa sulitnya untuk sekedar mendapatkan/membeli sebuah buku. Beliau memang lebih suka berbagi buku, karena buku adalah sumber ilmu dan jendela dunia, yang dapat mengubah hidup seseorang.
Bukik Setiawan, seorang pemikir dan penggagas merdeka belajar adalah sosok yang luar biasa dan memberi motivasi bagaimana tipikal seorang penggerak. Seorang penggerak adalah yang istiqomah dan komitmen dengan gerakan/perjuangannya sampai benar benar membuahkan hasil. Keberaniannya untuk sampai resign dari posisi nyaman seorang PNS demi obsesinya dalam transformasi pendidikan di Indonesia patut kita apresiasi, karena keberanian seperti itu tidak ada pada setiap orang, termasuk pada diri saya. Beliau sangat getol memperjuankan bagaimana model pembelajaran yang paling mendekati ideal, sampai munculnya gagasan merdeka belajar. Merdeka belajar tidak dapat diartikan sebagai kebebasan yang sebebas bebasnya. Istilah merdeka sebagai antitesis dari terjajah. Sehingga dalam konsep merdeka belajar siswa akan belajar atas dasar motivasi/kehendaknya sendiri tanpa harus ada yang menyuruh.
Dua orang tokoh ini sangat memberi inspirasi dalam melangkah sebagai sosialisator penggerak literasi, dimana gabungan dari semangat berbagi nya Andi F. Noya dan semangat jiwa penggeraknya Bukik Setiawan akan mengantarkan kita menjadi sosialisator program literasi nasional tahun 2021 yang skses.
Salam Literasi, Literasi Selalu di hati.