Gemetaran jari ini ketika mengetikkan nama di kolom pencarian pengumuman SPL Nasional terpilih. Pengumuman yang sudah ditunggu-tunggu oleh 500 KSPL (Kandidat Sosialisator Penggerak Literasi) setelah melalui tahap akhir uji penerjunan. Rasa gugup menerpa ketika menunggu apakah nama saya akan muncul atau tidak. Dan rasanya seperti mimpi ketika mengetahui nama saya termasuk salah satu yang lulus menjadi SPL Nasional Tahun 2021. Dari 500 KSPL ternyata yang dinyatakan lulus hanya 88 orang. Bangga dan terharu rasanya berhasil melewati tahap demi tahap seleksi.
Sama halnya ketika pengumuman sebelumnya, tidak menyangka bisa lolos masuk 1.000 besar. Karena saya tidak menyangka begitu tingginya animo untuk menjadi Sosialisator Penggerak Literasi dari penjuru nusantara. Tiga ribu lebih peserta bersaing mengikuti seleksi untuk memperebutkan 100 SPL nasional tahun 2021.
Masih terbayang juga, rasa senang luar biasa ketika mengetahui nama saya berada di antara 500 kandidat SPL terpilih pada tanggal 27 Mei 2021. Disini saya betul-betul merasa deg-degan dengan hasil uji penerjunan yang harus kami lalui. Dari grup KSPL saya bisa merasakan semangat teman-teman untuk menyalakan literasi di bumi tercinta. Saya yakin semuanya telah berbuat maksimal, memberikan yang terbaik. Dan semuanya merasakan hal yang sama ketika menunggu pengumuman. Menyimpan pertanyaan di hati tentang siapakah kandidat yang lolos ke 100 besar.
Dengan bangga saya sampaikan kepada keluarga tentang kelulusan ini. Tidak lupa saya juga mengirimkan pesan singkat kepada Kepala Sekolah yang telah memberikan dukungan untuk mengikuti program ini. Ternyata beliau menyampaikannya di forum, sehingga saya menerima banyak ucapan selamat dari sahabat guru.
Disamping rasa bangga dan ucapan selamat yang tulus disertai doa itu terselip juga keraguan akan kemampuan diri. Apakah saya mampu mengemban amanah yang telah diberikan. Apakah saya bisa bertanggung jawab dengan kepercayaan yang diberikan oleh tim Nyalanesia. Apakah saya mampu menjadi penggerak literasi dan menebarkan kebaikan serta semangat kepada anak didik. Ada banyak pertanyaan yang bolak balik harus saya jawab dalam kebimbangan.
Namun semua keraguan itu kini telah menjauh pergi. Semua berubah ketika berkesempatan mendengarkan cerita Andy F. Noya dan Bukik Setiawan. Tokoh inspiratif yang dihadirkan oleh Nyalanesia pada saat pelantikan SPL pada hari rabu tanggal 14 Juli 2021. Cerita kehidupan dari mereka berdua menyalakan semangat di dada untuk bisa melakukan perubahan dan menebar kebaikan. Saya merasa sangat beruntung bisa mendengarkan langsung cerita mereka berdua, berkesempatan bertemu di ruang zoom meeting adalah anugerah terindah dipertengahan tahun ini.
Andy Flores Noya, idola saya yang selama ini hanya dilihat di layar televisi lewat acara Kick Andy. Sebuah acara yang selalu menghadirkan bintang tamu inspiratif dan selalu membuka hati dan mata kita. Meskipun secara virtual, tapi kesempatan ini sangat membahagiakan dan tak terasa waktu berjalan dengan cepat acara pun usai sudah.
Namun semangat literasi yang disampaikan Andy F. Noya langsung bersentuhan dengan kehidupannya di masa lalu. Sungguh membuat bening-bening kristal berjatuhan di pipi. Terutama kisah bu guru Ana yang melihat bakat Bang Andy menulis. Seorang guru yang memotivasi siswanya untuk terus berkarya, adalah cikal yang mengantarkan seorang Andy F. Noya sukses seperti sekarang ini. Bagaimana juga kemudian Bang Andy mencari sang guru selama empat tahun dan akhirnya bertemu dengan suasana penuh haru. Menjadikan raga ini yang juga seorang guru merasakan keharuan dan semoga suatu hari nanti juga menjadi guru yang dicari karena kebaikan yang diterbarkan.
Pelajaran beharga berikutnya yang saya ingat selain keaktifan Andy F Noya dalam menebar kebaikan adalah ketika ibu bang Andy selalu membelikannya hadiah buku. Sebisanya di tengah persoalan ekonomi yang beliau hadapi. Kondisi prihatin itu membuat seorang Andy F. Noya menjadi penebar benih kebaikan dan selalu berbagi buku atau membagikan buku secara gratis. Sebagai ajang “balas dendam” pada masa lalunya yang susah untuk membeli sebuah buku. Sungguh luar biasa. Inilah salah satu gerakan literasi yang patut ditiru.
Setelah pertemuan hari itu saya sangat ingin menjadi SPL yang dapat juga menebarkan benih kebaikan literasi kepada sekolah-sekolah di Kabupaten Tanah Datar, Sumatera Barat. Saya ingin seperti Bu Guru Ana yang menemukan bakat menulis anak didik yang kelak akan menjadi jalan untuk masa depannya.
Salah satu ucapan Andy F. Noya yang saya catat dan sematkan dalam diri saat pertemuan itu adalalah “tidak semua orang memperoleh kesempatan baik, berarti kita terpilih oleh Tuhan untuk berbuat baik.” Saya yang di awal merasa tidak yakin dengan terpilih menjadi SPL, seolah disadarkan oleh kalimat terebut. Inilah kesempatan terbaik saya untuk meNyalakan literasi di bumi pertiwi, memajukan pendidikan anak bangsa. Serta sekarang saya sangat ingin untuk menjadi seorang guru yang dikenang karena menebar benih kebaikan.
Saya sangat berterimakasih kepada Nyalanesia yang telah mempertemukan saya dengan orang hebat seperti Andy F. Noya serta Bukik Setiawan. Semoga kesempatan yang diberikan kepada saya untuk menjadi SPL Nasional, dapat membumikan literasi di negeri kita tercinta Indonesia.
#salamliterasi