Bismillahi wabihamdihi
Dengan menyebut nama Allah SWT dan saya bersyukur kepada-Nya atas limpahan nikmat dan karunia Allah SWT sehingga saya bisa mengikuti serangkaian tahapan seleksi untuk menjadi SPL (Sosialisator Program Literasi) Nasional 2021.
Alhamdulillah, sewaktu Nyalanesia sebagai penyelenggara program SPL Nasional 2021 ini memberikan pengumuman 1000 besar pendaftar SPL Nasional yang lolos ke tahap selanjutnya. Hati saya berdebar-debar. Dengan perlahan namun pasti, saya membuka pengumuman tersebut lembar demi lembar nama-nama peserta yang lolos. Ketika sampai pada nomor urut 186 hati saya langsung tersentak kaget campur bahagia karena masuk 1000 besar.
Selanjutnya saya melakukan persiapan demi persiapan untuk mengikuti tahap selanjutnya agar bisa lolos karena dari 1000 besar tersebut akan diseleksi untuk menjadi 500 besar. Dengan demikian, 500 diantaranya akan tersingkir. Waktu yang dijadwalkan akhirnya tiba bagi 1000 besar untuk mengikuti fase tes pemahaman program dan penilaian berkas biodata diri. Kemudian saya mengikuti tes tersebut namun terkendala dengan jaringan sehingga hasilnya tidak bisa terbaca oleh panitia seleksi.
Alhamdulillah, saya diberikan kesempatan oleh panitia untuk mengikuti ujian ulang sehingga saya bisa menyelesaikan tes tersebut dan tidak mendapatkan kendala yang berarti sehingga hasilnya bisa terbaca. Setelah menunggu beberapa waktu, akhirnya pengumuman 500 besar pendaftar SPL Nasional yang lolos ke tahap selanjutnya pun keluar.
Hati ini kembali berdebar dengan lebih kencang dari pengumuman sebelumnya dan tangan ini mulai membuka satu per satu pengumuman tersebut. Namun, kali ini pengumumannya agak berbeda dari sebelumnya. Pada saat pengumuman 1000 besar tidak menggunakan urutan abjad, sehingga harus dibaca dengan penuh ketelitian. Sedangkan pengumuman 500 besar ini menggunakan urutan abjad sehingga bisa lebih cepat untuk mencari nama dengan cara mencari awal huruf saja.
Alhamdulillah, kembali hati ini merasakan kebahagiaan yang luar biasa karena nama saya masuk dalam 500 besar dan berada pada urutan 166. Namun, kebahagiaan saya tidak berlangsung lama karena perjuangan masih panjang dan membutuhkan energi yang lebih besar dari sebelumnya. 500 besar ini ditetapkan sebagai KSPL (Kandidat Sosialisator Program Literasi) dan akan diseleksi kembali sehingga menjadi 100 besar SPL (Sosialisator Program Literasi).
Pada awalnya saya belum begitu paham dengan tugas dan tanggung jawab yang harus dilaksanakan oleh KSPL. Hal itu disebabkan karena waktu ada kegiatan pembekalan KSPL melalui aplikasi Zoom dan Youtube saya sedang mengikuti kegiatan rapat FKKMI (Forum Komunikasi Kepala Madrasah Ibtidaiyah) Kota Mataram sehingga tidak bisa optimal.
Namun, setelah mencermati surat tugas dan juknis (petunjuk teknis) Gerakan Sekolah Menulis Buku (GSMB) yang diberikan barulah saya memahami apa yang harus saya lakukan. Oleh karena itu, perjuangan pun dimulai dengan cara melakukan sosialisasi program ke madrasah dan sekolah yang ada di Kota Mataram.
Teknik perjuangan yang saya terapkan di lapangan, yaitu mengikuti strategi yang dilakukan oleh uswatun hasanah kita, yakni Nabi Muhammad SAW sewaktu melakukan dakwah secara sembunyi-sembunyi dengan mendatangi keluarga dan kerabat terdekat.
Perjuangan pertama saya lakukan pada hari Senin tanggal 26 Syawal 1442 H/7 Juni 2021 M. Mula-mula saya mendatangi madrasah tetangga yang berada di lingkungan sebelah dan saya langsung menghadap kepada bapak kepala MTs Riadhul Ulum. Pada dasarnya beliau sangat berkeinginan untuk mengikuti program GSMB untuk meningkatkan mutu pendidikan yang berada di bawah kepemimpinnya. Namun, terkendala dengan pendanaan yang saat itu lagi membutuhkan banyak dana untuk rehab madrasah sehingga beliau melakukan penundaan untuk bergabung dengan GSMB pada tahap kedua. Sayapun tidak berkecil hati dan mendoakan beliau agar secepatnya mendapatkan jalan keluar atas persoalan yang dihadapinya dan bisa bergabung pada tahap berikutnya.
Perjuangan selanjutnya beralih ke madrasah dan sekolah yang berada di bawah naungan Pondok Pesantren Nurul Jannah NW Ampenan dan langsung bertemu dengan kepala SMA Model Nurul Jannah NW Ampenan, Kepala MTs Nurul Jannah NW Ampenan, Kepala TK Nurul Jannah NW Ampenan, Guru Koordinator Literasi MI Nurul Jannah NW Ampenan, dan Guru BK MA Nurul Jannah NW Ampenan. Sesungguhnya mereka semua tertarik untuk mendaftarkan diri dan bergabung dengan GSMB Nasional, akan tetapi karena terkendala dengan kegiatan PAT (Penilaian Akhir Tahun), pengayaan, remedial, dan pengisian raport sehingga untuk tahap 2 ini masih belum bisa bergabung kecuali khusus untuk MI Nurul Jannah NW Ampenan langsung bergabung dan mendaftarkan diri.
Lembaga pendidikan selanjutnya yang saya tuju adalah MIN 1, MIN 2, dan MIN 3 Kota Mataram. Secara kebetulan Kepala MIN 1, MIN 2, dan MIN 3 Kota Mataram adalah wajah-wajah baru sehingga masih belum bisa bergabung dengan GSMB untuk tahap kedua ini karena perlu melakukan penyesuaian dengan tempat dan rekan kerja yang baru. Mudah-mudahan pada tahap ketiga nantinya, mereka semua bisa bergabung dan mendaftarkan diri untuk mendapatkan fasilitas-fasilitas yang telah disiapkan oleh pihak GSMB, baik untuk madrasah, kepala madrasah, guru, dan siswa.
Langkah kaki selanjutnya beralih ke SMPN 3 dan SMPN 18 Mataram. Untuk SMPN 18 Mataram bertemu dengan guru yang sedang melaksanakan tugas sebagai ketua panitia PAT sedangkan kepala SMPN 3 Mataram langsung bertemu dengan Kepala SMPN 3 Mataram dan Guru Koordinator Literasi SMPN 3 Mataram. Saya menerima sambutan yang luar biasa dari Kepala dan Guru Koordinator Literasi SMPN 3 Mataram sehingga beliau berharap agar pada tahun ajaran baru saya bisa datang lagi untuk memberikan sosialisasi di hadapan bapak/ibu guru dan siswa sekaligus menjadi nara sumber tentang literasi. Di samping itu, beliau juga meminta saya untuk membimbing bapak/ibu guru dan siswa untuk menulis sampai tuntas menjadi buku ber-ISBN.
Perjuangan selanjutnya saya alihkan ke KKM MIN 2 Kota Mataram dengan cara menghubungi bapak/ibu kepala madrasah via telepon dan berjanji kumpul di salah satu madrasah anggota KKM. Adapun yang hadir pada waktu sosialisasi adalah Kepala MIN 2 Kota Mataram yang lama, Kepala MI Nahdlatul Mujahidin NW Jempong, Kepala MI NW Dasan Agung, Kepala MI Ma’rifatul Islamiyah, Kepala MI Riadhus Shalihin Tohir Yasin, Kepala MI Al Amin, Kepala MI riadhul Ulum, dan saya sendiri sebagai Kepala MI Nurul Jannah NW Ampenan. Bapak/ibu Kepala MI lingkup KKM MIN 2 Kota Mataram menyambut baik program GSMB dan sangat tertarik akan tetapi karena kebutuhan dana yang sangat mendesak dan belum masuk dalam RAB BOS sebelumnya sehingga ke depannya berencana untuk menganggarkannya.
Kegiatan sosialisasi berikutnya saya alihkan ke KKM MIN 1 Kota Mataram dengan cara mendatangi madrasah masing-masing. Adapun yang saya datangi, yaitu Kepala MI Ishlahul Muta’allim Pagutan, Kepala MI Nurul Qur’an Pagutan, Kepala MI NW Taman, Kepala MI Ittihadul Islamiyah Ampenan, dan Kepala MI Nurul Islam Sekarbela. Bapak/ibu Kepala MI lingkup KKM MIN 1 Kota Mataram sebenarnya sangat antusias dan siap bergabung dengan GSMB akan tetapi untuk tahap 2 ini masih belum bisa karena situasi dan kondisi yang belum memungkinkan.
Pada pekan terakhir penerjunan KSPL ini, yakni tanggal 21, 22, 23, dan 24 Juni saya mendatangi sekolah dan madrasah berikut: SMA NW Mataram, SMP NW Mataram, MA NW Mataram, MTs NW Mataram, MTs Nahdlatul Mujahidin NW Jempong, dan MTs NW Karang Bata. Pada detik-detik terakhir juga saya mendatangi KKM MIN 3 Kota Mataram, yakni MI NW Karang Bata dan MI Mi’rajul Ishlah Getap. Dari semua madrasah yang saya datangi pada masa transisi ini, rata-rata menyambut baik dan ingin secepatnya bergabung dengan GSMB karena program dan fasilitas yang ditawarkan sangat menunjang untuk meningkatkan mutu madrasah dan sekolah, akan tetapi karena terkendala dengan dana yang belum bisa diarahkan untuk itu.
Satu-satunya madrasah yang sangat siap dan mengundang saya untuk datang langsung melakukan sosialisasi ke madrasah pada pertemuan berikutnya, yakni MI MI’rajul Ishlah Getap. Setelah selesai melakukan sosialisasi menggunakan LCD dan tanya jawab seputar GSMB, maka pada hari itu juga langsung mengisi link untuk daftar dan bergabung dengan GSMB. Dengan demikian, dari 32 madrasah dan sekolah yang saya datangi untuk melakukan sosialisasi program GSMB ini, Alhamdulillah ada 2 madrasah yang bergabung dengan GSMB dan sudah melakukan pembayaran untuk tahap 2 ini. Mudah-mudahan pada tahapan berikutnya semakin banyak madrasah dan sekolah yang bergabung dan mendaftarkan diri. Demikian halnya dengan bapak Kepala Kantor Kementerian Agama Kota Mataram dan bapak Kepala Dinas Pendidikan Kota Mataram mohon dukungan dan kerjasamanya untuk berkenan menerbitkan surat edaran program sebagai upaya “Mencerdaskan Kehidupan Bangsa”.