Semangat Yang Akan Selalu Ada

“Menulis bukan perkara mudah dan bukan perkara sulit. Namun, menuangkan dalam bentuk tulisan perlu yang namanya kesungguhan dan komitmen diri. Menulis bukanlah suatu pekerjaan biasa, namun panggilan hati  yang perlu dituangkan dan disampaikan. Agar kita tak tergilas oleh sejarah”

Menjadi seorang sosialisator agaknya bebeda yang Saya rasakan. Apalagi saya sendiri seorang pengajar di salah satu SMK swasta di Watulimo-Trenggalek. Berbeda yang biasanya harus bertemu dengan anak didik, untuk kali ini harus bertemu dengan kepala sekolah bahkan dinas sekalipun.

Dalam benak saya tentu hal baru ini harus dilakukan. Apalagi ini menjadi seorang soisalisator program literasi nasional. Program yang sangat mendukung terhadap tumbuh kembangnya literasi khususnya di sekolah-sekolah.

Perkenalkan nama saya Andrik Dwi Waluyo. Saya adalah salah satu Kandidat Sosialisator Program Literasi Nasional (KSPL) dari Nyalanesia.  Sosialisator yang mengkampayekan program Gerakan Sekolah Menulis Buku (GSMB) Nasional tahun 2021. Ada tiga Kandidat Sosialisator Program Literasi dari Trenggalek, saya salah satunya.

Mengapa Saya bisa kenal dan tahu dengan Nyalanesia ini khususnya KSPL? Berawal dari informasi Instagram GMB_Indonesia (sebelum berganti nama Nyalanesia) perkenalan itu mulai.  Berawal itu pula saya mendaftarkan untuk menjadi KSPL. Untuk menjadi KSPL sendiri dibutuhkan 500 orang saja. Padahal yang mendaftar menjadi KSPL sendiri ribuan. Seluruh Indonesia. Itupun nantinya akan ada uji penerjunan ke lapangan. Hingga akhirnya hanya 100 yang akan menjadi Sosialisator Program Literasi Nasional.

Dalam proses pendaftarannya dilakukan secara online juga. Mulai pengisiaan data diri sampai kesanggupan dalam mengikuti alur pendaftaran juga melalui daring. Untuk sekarang ini metode dan media itu yang bisa digunakan. Hanya melalui online.

Tahap pendaftaran hingga pengumuman 500 yang lolos sudah termuat di link  penggerakliterasi.id. Dari pengumuman itu, nama Saya masih tercantum diantara 500 kawan-kawan yang lolos seleksi. Pada saat inilah cerita KSPL saya membekas hingga sekarang.

Petunjuk teknis dan pengarahan uji penerjunan sudah disampaikan oleh narasumber (tim SPL Nasional). Mulai dari mentor, ketua SPL, dan Mas Lenang turut menyampaikan apresiasi kepada kami (KSPL). Hal ini tentu menjadi motivasi tersendiri untuk menyalakan Literasi Indonesia.

Buat saya pada saat uji penerjunan ini tentu kolaborasi hal yang harus dilakukan. Kolaborasi dengan siapa? Tentu dengan pihak-pihak pemangku kebijakan bidang pendidikan. Diantaranya Dinas Pendidikan, pemuda dan Olahraga untuk tingkat SD dan SMP. Cabang Dinas Pendidikan Wilayah Kabupaten Tulungagung dan Trenggalek untuk tingkat SMA dan SMK. Kemudian Kemenag Trenggalek untuk tingkat MI, MTS, dan MA se-Kab. Trenggalek.

Selain kedinasan itu, ada satu lagi dinas yang saya sampaikan untuk terjalin kerja sama. Yakni Dinas Kearsipan dan Perpustakaan Kabupaten Trenggalek. Alhamdulillah respon dan kerjasama bisa terjalin. Terbukti dengan Ibu Nunuk selaku Kabid memberikan kesempatan dan membuka seluasnya dalam mengkampayekan program GSMB. Bukan hanya itu, beliau juga memberikan contact person salah satu anggota Kominfo Trenggalek. Beliau memberikan CP tersebut supaya program GSMB 2021 bisa dipublikasikan lewat radio Pemda Trenggalek.

Dari pengajuan kolaborasi tersebut alhasil hanya Cabdin Wilayah Tulungagung dan Trenggalek yang memberikan surat rekomendasi ke sekolah-sekolah yang dinaungi. Hasil ini sangat penting buat saya untuk mempublikasikan program GSMB 2021 ke sekolah. Penting sebagai dasar bahwa program telah mendapatkan respon yang positif dari pemangku kebijakan.

Setelah mendapatkan rekom tesebut, saya tancap gas untuk kunjungan langsung ke sekolah-sekolah baik SMP maupun tingkat SMA. Tingkat SD memang belum dikunjungi. Sebab waktu itu sekolah masing belum masuk. Selain itu, tingkat SD/MI masih mengadakan ujian akhir sekolah. Sehingga kunjungan hanya saya lakukan pada tingkat SMP dan SMA.

Kunjungan dari sekolah ke sekolah sudah saya jalani. Alhasil dari proses sosialisasi itu, ada sembilan sekolah yang saya kunjungi dan dua sekolah sosialisasi hanya lewat daring. Kemudian hanya satu sekolah yang sudah mendaftar dan mengikuti program GSMB gelombang 2 itu. Yakni SMK Muhammadiyah Watulimo dengan mengikuti kategori cerpen. Serta satu sekolah yang akan mendaftar pada gelombang 3. Yakni SMA Negeri 1 Bendungan, Trenggalek.

Hasil itu bagi saya sudah melalui proses yang berkesan. Di mana pada saat kunjungan langsung ke sekolah segala bentuk penolakan, kesan biasa hingga dianggap sebagai penjual buku yang ingin meraup keuntungan itu telah terjadi pada saya. Namun hal itu, tidak menyurutkan rasa optimis saya untuk mengkampayekan program Literasi Nasional. Khususnya pada program Gerakan Sekolah Menulis Buku Nasional (GSMB).

Memang tidaklah mudah dalam mengajak sekolah untuk ikut program. Tentu banyak pertimbangan sekolah-sekolah itu untuk bergabung program GSMB. Namun sebagai sosialisator juga tidak dipernankan memaksa sekolah untuk mengikuti program. Sebab, tugas seorang sosialisator hanyalah menyampaikan program sekaligus mengajak  berliterasi.

Proses yang demikian itu, manjadikan saya harus semakin percaya diri. Saya harus semakin optimis selepas melakukan tugas sosialisasi. Apapun hasilnya. Asal tetap melakukan, pasti akan ada hasil yang memuaskan. Sebab, semangat ini akan selalu ada.

SALAM

Dari Kota Tempe Kripik – Trenggalek

22.21 WIB

Watulimo, 5 Juli 2021

Artikel Terkait