SOSIALISATOR PROGRAM LITERASI (SPL) JEMBATAN HARMONI PERADABAN - Penggerak Literasi

SOSIALISATOR PROGRAM LITERASI (SPL) JEMBATAN HARMONI PERADABAN

Indonesia sedang berduka. Bukan hanya gelombang pandemi yang tak berkesudahan, tetapi kondisi bangsa yang sakit dan merana. Kita semua tahu Indonesia adalah sebuah negara besar dengan jumlah penduduknya mencapai ± 270 juta jiwa dengan berbagai masalah yang melanda. Pendidikan salah satunya. Kita tersisih dari negara-negara lainnya.

Konon, dulu semasa Sriwijaya berdaulat, saat itu nusantara kalau boleh disebut demikian, pernah menjadi pusat pendidikan baik agama Budha maupun bahasa Sansekerta. Banyak manusia bertandang hanya untuk mempelajari keduanya. I Tsing dalam bukunya menceritakan hal itu.

Satu dasarwarsa setelah merdeka, Indonesia juga dianggap unggul dalam pendidikan. Ini terbukti adanya permintaan Malaysia kepada Indonesia untuk mengirimkan tenaga pendidiknya yang mumpuni untuk membantu pendidikan di sana. Terlepas dari usaha mengembalikan hubungan keduanya yang pernah tak harmonis.

Apalah daya, semakin lama pendidikan di Indonesia semakin merana. Hal terbaru yang mampir di telinga adalah skor kemampuan membaca anak-anak Indonesia di bawah rata-rata PISA. Apa yang terjadi bukanlah mimpi. Itu sebuah fakta yang membangunkan kita dari tidur panjang kemajuan peradaban. Lantas bagaimana kita berusaha bangkit dari keterpurukan? Salah satu upaya memajukan pendidikan adalah dengan memajukan literasi bangsa. Meskipun terseok, saya percaya kita akan mampu kembali jaya seperti zaman nenek moyang dulu kala.

Banyak pihak dengan kesadaran diri terus melangkah dan bergandengan tangan membangun generasi yang literat. Pun sudah dikabarkan kepada generasi jauh sebelum kita, melalui Muhammad sang Pencerah bahwa kita diminta membaca. Membaca dengan nama Tuhanmu, Allah Sang Pencipta. Membaca memiliki arti luas. Tak hanya membunyikan aksara tetapi juga meraih makna dari apa yang kita baca. Bukan hanya membaca aksara tetapi juga membaca lingkungan, membaca alam. Dari membaca, kita memajukan peradaban.

Nyalanesia pun hadir ditengah-tengah gelombang riuhnya pejuang literasi. Melalui Sosialisator Program Literasi-nya, Nyalanesia mengajak semua generasi melakukan langkah awal literasi, baca-tulis. Kegiatan baca-tulis juga menentukan kualitas suatu bangsa. Yang sayangnya, minim digemari masyarakat.

Ditengah keengganan masyarakat akan kegiatan literasi dasar inilah, sosok sosialisator program literasi hadir menjadi jembatan harmoni peradaban. Sosoknya bergerak menebarkan virus berkarya, untuk menang dan bergelut dengan kesuksesan. Hadirnya adalah jembatan bagi insan-insan manusia Indonesia yang haus akan usaha mengkaryakan gagasan. Sosoknya terus menularkan semangat berkarya agar bisa berdaya dan bermakna untuk sesama. Bukankah suatu bangsa menjadi besar jika bangsa itu mampu menghargai ilmu pengetahuan. Bukankah bangsa yang besar itu adalah bangsa yang bisa mengapresiasi langkah pembelajar? Di situlah SPL berada. Ingin mengajak sesama mengapresiasi tiap karya manusia Indonesia.

Hadirnya seperti lilin. Hadirnya menjadi nyala. Nyala kecil yang bisa menerangi gulita di sekitarnya.

Mari bergandengan tangan. Mari terus mendukung semua penggerak perubahan, agar terus berani menyuarakan dan menebarkan pendidikan yang bermartabat demi mewujudkan peradaban yang literat. Dengan memegang teguh semangat kolaborasi, kita berpeluh tanpa mengeluh. Untuk menciptakan peradaban yang maju dan tangguh.

Blangkejeren, 17 Agustus 2021

Salam Penyala,

Isnani Rakhmawati

Sosialisator Program Literasi Gayo Lues.

Artikel Terkait