GSMB Nasional dan Sepenggal Harapan untuk Literasi Anak Bangsa - Penggerak Literasi

GSMB Nasional dan Sepenggal Harapan untuk Literasi Anak Bangsa

Saat pertama kali daftar SPL Indonesia niat saya bukan untuk lolos ke tahap selanjutnya, bagi saya itu adalah gift, bonus, berkah lebih yang diberikan Tuhan untuk ikhtiar saya. Demi menguatkan langkah sekolah binaan saya, kepala sekolah, guru-guru, Duta Baca, Bunda Baca, mitra kerja saya untuk peningkatan Indeks Literasi dan memperjuangkan iklim literasi anak bangsa maka saya harus bergerak mulai dari sekolah, karena peletak dasar literasi ada di sekolah.

Apa yang saya kerjakan hari ini semata-mata ingin memberikan wadah kepada anak-anak saya yang ada di sekolah, para generasi penerus bangsa untuk memantaskan potensi yang mereka miliki, bahwa karya mereka layak mendapatkan tempat pada setiap halaman buku yang kelak akan dengan bangga mereka bawa kemana-mana, dengan bangga akan mereka tunjukkan pada dunia, inilah karya saya, inilah pengalaman saya semasa sekolah, saya pernah menulis buku.  Nyalanesia bagi saya adalah jembatannya. Dan saya sebagai KSPL adalah penggagas yang akan melahirkan anak bangsa yang Cinta Literasi.

Saya ingin bercerita tentang siswa saya namanya Rezki, dia adalah anak yang kurang mampu, setelah saya share info GSMB ini dia langsung mendatangi saya dan bertanya “ibu Melati… Bisakah saya ikut menulis?

“Saya pengen ikut bu tapi saya ga punya uang, kasihan kalau sekolah yang harus mengeluarkan dana untuk itu bu”.

Rezki adalah salah satu Duta Baca saya di perpustakaan, sungguh dewasa pemikiran anak ini, saya sampai tidak kepikiran dia akan memikirkan hal-hal seperti itu untuk anak seusianya, saat itu saya bersama dengan Bunda Baca yang jumlahnya 12 orang sepakat untuk kita ikutan GSMB atas inisiatif sendiri.

Kami keluarkan dana partisipasi paguyuban Bunda Baca dan Rezki menjadi orang pertama yang akan didaftarkan dari sekolah kami. Dan bersyukurnya saya karena Duta Baca yang lain ikut menabung untuk Rezki dan alhamdulillah saya mengeluarkan sedikit dana pribadi saya untuk mereka. Bukan saya banyak duit, saya adalah tenaga honorer di sekolah, gaji saya sangat jauh dari standar kehidupan yang layak, tapi cinta itu yang menggerakkan hati saya untuk Rezki, bagiku Rezki adalah rezeki yang Allah kirimkan untuk saya hari itu, ini bukan tentang uang tapi inilah hikmah dari kebersamaan, cinta, kolaborasi, sinergitas yang saya pelajari dari anak-anak Duta Baca saya di sekolah. Kepolosan mereka menjadi pemantik semangat saya hari ini dan hari-hari berikutnya untuk terus melangkah demi literasi anak bangsa yang lebih baik.

Saya Melati. Saya ingin berbagi bukan untuk mendapatkan pujian Melati ingin berbagi semangat dan ilmu sedekah dari seorang anak yg bernama Rezki dan teman-temannya para Duta baca saya.

Sebagai Ketua Komunitas Kelompok Kerja Pustakawan Sekolah (KKPS) Kota Makassar dan mitra kerja Dinas Perpustakaan Kota Makassar, selama ini saya memang lebih banyak bekerja di sekolah-sekolah yang menjadi sekolah binaan saya, untuk melakukan pendampingan sekolah yang dipersiapkan mengikuti Akreditasi Perpustakaan Sekolah Tingkat Nasional. Berkenalan dan menjadi seperti bagian dari keluarga besar sekolah yang saya dampingi sejak tahun 2019 membuat jalan saya untuk sosialisasi ke sekolah-sekolah lebih mudah saya lakukan, tentunya penerimaan yang sangat hangat dari mereka menjadi amunisi yang tepat sasaran bagi saya.

Tanggal 7 Juni 2021 saya melakukan sosialisasi pertama di SDS Hang Tuah dan kepala sekolah langsung memberikan ruang kepada saya untuk sosialisasi di hadapan guru-guru. Saat itu antusias dan semangat dari mereka luar biasa di luar dari ekspektasi saya, tidak lupa dua orang di antara mereka memberikan testimoni dari program GSMB ini, mereka berharap GSMB bisa menjadi solusi yang tepat untuk memberikan ruang kreasi bagi siswa dan guru untuk terus berkarya. Selama sepekan sosialisasi, banyak pengalaman yang saya dapatkan, bertemu dengan Kepala Dinas Perpustakaan dan Kearsipan Provinsi Sulawesi Selatan dan beliau langsung memberikan angin segar dengan penandatanganan kerjasama dan surat rekomendasi untuk menguatkan sosialisasi saya tentunya untuk sekolah-sekolah. Tidak hanya di Kota Makassar saya bahkan mendapatkan undangan untuk sosialisasi ke sekolah yang ada di Kabupaten di Provinsi Sulawesi Selatan dan lagi-lagi ini di luar dari ekspektasi saya.

Pengalaman yang paling berkesan selanjutnya adalah saya bisa dipertemukan oleh Bapak Bupati Kabupaten Maros, untuk melakukan audiensi bersama beliau di tengah kesibukan beliau sebagai kepala daerah, menyempatkan waktu untuk makan malam dan memberikan kesempatan kepada saya untuk melakukan sosialisasi program GSMB di Kabupaten Maros daerah yang beliau pimpin, tidak hanya itu beliau mengajak saya bertemu langsung dengan Kepala Dinas Perpustakaan Kabupaten Maros dan Dinas Pendidikan Kabupaten Maros untuk diberikan surat rekomendasi agar sekolah-sekolah yang ada di Kabupaten Maros bisa ikut berpartisipasi untuk Program GSMB.

Selain itu saya mendapatkan kesempatan untuk kembali menulis karya saya dalam bentuk puisi dan best practice pengalaman dalam sosialisasi sebagai Kandidat SPL, sungguh pengalaman yang sangat tak terduga akhirnya satu demi satu datang mengahampiri saya setelah menjadi Kandidat SPL, diundang di beberapa kegiatan literasi seperti Sastra Sabtu Sore dan kegiatan workshop untuk kegemaran membaca dan diberikan kesempatan untuk sosialisasi program GSMB, diundang sebagai narasumber di Radio Pro 2 RRI dalam acara Numpang Nampang dan lagi-lagi untuk sosilasasi program GSMB Indonesia.

Menjadi Kandidat SPL adalah amanah baru yang saya bawa di kota tempat saya bergerak untuk peningkatan literasi masyarakat kota saya. Tahun 2013 program unggulan Kota Makassar yaitu GMGM (Gerakan Makassar Gemar Membaca) dana saya berharap dengan adanya program GSMB bisa berkembang menjadi Gerakan Makassar Gemar Menulis.

Hari ini Tuhan mengamanahkan saya sebagai KSPL maka saya percaya bahwa Tuhan telah memilih saya untuk berbuat lebih banyak, jika Nyalanesia adalah jembatannya maka saya akan terus melangkah untuk literasi anak bangsa yang lebih baik dan bergerak untuk kebaikan dan terus mengukir karya untuk keabadian.

STRATEGI

  1. Saya mendatangi semua kepala sekolah yang termasuk sekolah binaan saya, karena sebelumnya info tentang GSMB hanya saya bagikan di Media Sosial untuk melihat sejauh mana publik penasaran dengan program ini.
  2. Saya melakukan audiensi Kepala Dinas Pendidikan dan Kepala Dinas Perpustakaan untuk diberikan surat rekomendasi untuk menguatkan sosialisasi saya.
  3. Melakukan audiensi dengan Kepala Daerah, yaitu Bupati di Kabupaten Maros untuk diberikan arahan dan petunjuk. Kemudian Bupati memberikan perintah kepada Kepala Dinas Pendidikan dan Kepala Dinas Perpustakaan kabupaten untuk menerbitkan surat rekomendasi ke sekolah untuk memudahkan dan menguatkan sosilaisasi saya.
  4. Saya sudah menyampaikan usulan kepada mentor saya untuk melakukan agenda webinar membahas program GSMB bersama dengan Bapak Bupati, Kepala Dinas terkait dan para mentor KSPL, founder SPL dan Ketua SPL Indonesia.
  5. Melakukan kunjungan berulang-ulang ke sekolah yang belum konfirmasi untuk pendaftaran GSMB.
  6. Membuat database sekolah yang berminat ikut program GSMB dengan format google Form.
  7. Membuat release berita sekolah yang sudah berkomitmen ikut program GSMB, agar sekolah yang masih ragu untuk ikut program GSMB bisa yakin dengan adanya release berita tersebut dan sudah diterbitkan oleh tujuh media online.
  8. Diundang oleh Radio Pro 2 RRI sebagai narasumber dalam acara Numpang Nampang dan memberikan kesempatan untuk saya mensosialisasikan program GSMB.

Dengan berbagai kisah saat uji penerjunan akhirnya tibalah saat pengumuman SPL 2021 terpilih, dari 500 kandidat terpilih menjadi 88 SPLN 2021, melihat ada nama saya di pengumuman itu membuat saya bersyukur dengan semua perjalanan semasa uji penerjunan. Tidak mudah untuk sampai di tahap ini, ada banyak penolakan, ada banyak kisah pilu yang harus saya bawa pulang saat sosialisasi tidak sesuai ekspektasi. Harus berjalan sendri meyakinkan banyak orang bahwa menulis itu penting, bahwa menulis untuk keabadian itu tidak akan sia-sia, kekuatan doa pada saat itu menjadi power bagi saya untuk terus melangkah dan pada akhirnya bisa sampai pada tahap ini.

Tuhan punya banyak cara untuk membuat kita bangkit setelah banyak penolakan yang saya dapatkan di lapangan. Di saat yang sama, saya harus mengorbankan amanah saya sebagai ketua komunitas pustakawan sekolah, di sela uji penerjunan saya harus menelan pil pahit dengan masalah di lingkungan kerja saya. Saya kehilangan sosok role model bagi saya selama ini, saya memilih untuk jeda sejenak dari pekerjaan yang selama ini membuat saya menemukan jiwa saya disana. Kini amanah baru sebagai SPL membuat saya harus bisa keluar dari zona nyaman saya, saya berjalan dengan keyakinan bahwa mengantarkan siswa, guru dan kepala sekolah untuk menghasilkan sebuah karya adalah amanah yang sangat mulia, bukankah menulis adalah amal jariyah bagi seseorang.

Niat, Optimisme, Kerja Keras, Kolaborasi, Sinergitas, dan panggilan jiwa untuk literasi anak bangsa yang lebih baik.

Makassar, 13 Juni 2021

Artikel Terkait