“IMPIANKU MENGINSPIRASI LEWAT LITERASI”
Oleh: Lia Harnita, S.Pd
Perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi membuat kehidupan menjadi serba digital dan memberi kemudahan dalam berbagai aktivitas. Sebagai contoh, hadirnya gawai pintar, laptop, atau tablet yang tersambung dengan koneksi internet memudahkan penggunanya mengakses segala informasi di mana saja dan kapan saja. Termasuk salah satunya dalam dunia pendidikan. Pendidikan adalah eskalator sosial ekonomi. Pendidikan membawa kehidupan menjadi lebih gemilang termasuk dalam memperbaiki keadaan sosial ekonomi masyarakat.
Perubahan sosial ini menghadirkan berbagai macam aplikasi, seperti KBM App, iPusnas, iPusda, dan aplikasi literasi digital lainnya sangat mendukung para pegiat literasi dalam menyalurkan minat dan mengembangkan bakatnya untuk membaca dan menulis. Sehingga, banyak lahir para penulis hebat dan inspiratif.
Perubahan sosial membawa dampak positif dan negatif dalam masyarakat. Dampak positifnya di antaranya adalah modernisasi (bentuk transformasi kehidupan masyarakat dari tradisional menuju modern), efisiensi dalam kehidupan masyarakat, kesejahteraan masyarakat meningkat, integrasi, dan transformasi politik. Sedangkan dampak negatif yang dapat ditimbulkan adalah culture shock, cultural lag, anomi, disorganisasi, pudarnya solidaritas sosial, peningkatan tindak kriminalitas, pencemaran lingkungan (penemuan baru dapat menimbulkan timbulnya masalah sosial, contohnya adalah sampah plastik yang tidak dapat terurai), dan marginalisasi. Sehingga, kita dituntut untuk dapat beradaptasi dengan perubahan yang ada.
Sekolah adalah lembaga formal yang di dalamnya terdapat guru dan siswa, keduanya saling membutuhkan satu sama lain. Seorang guru berperan sangat penting untuk mencerdaskan anak bangsa. Guru berperan di sini salah satunya adalah menanamkan pentingnya literasi di sekolah. Keadaan literasi di sekolah saat ini sudah cukup baik dibanding dengan tahun-tahun sebelumnya. Salah satu inisiator dan pengembang program Gerakan Sekolah Menulis Buku Nasional sejak tahun 2016 lalu adalah Nyalanesia. Nyalanesia berhasil membantu ribuan sekolah untuk mengembangkan program Gerakan Literasi Sekolahnya.
Berkat kemajuan ilmu pengetahuan dan teknologi, pertama kali saya mendapatkan informasi tentang Gerakan Sekolah Menulis Buku Nasional (GSMB) Nasional lewat pesan yang masuk ke WhatsApp. Saya kemudian mencoba untuk mendaftar dan mengisi formulir pendaftaran secara online, mengikuti seleksi administrasi, campaign media sosial GSMB Nasional, uji pemahaman program, dan waktu dimana nama saya terpilih menjadi KSPL Nasional 2022. Langkah selanjutnya saya mengikuti masa penerjunan kandidat SPL Nasional 2022 selama 3 pekan.
Pada perjalanan saya ke beberapa sekolah yang dikunjungi, sebagian besar sekolah tersebut sangat antusias dan mengapresiasi kehadiran saya. SMAN 1 Sikur adalah salah satu sekolah negeri yang terdapat di daerah saya yaitu Lombok Timur. Kebetulan saya kenal dengan Guru Bahasa Indonesia di sana, namanya Hj. Isni Hamdiana, S.Pd. Kami dulu pertama kali bertemu di SMAN 1 Masbagik. Pada tahun 2019 lalu, sebelum beliau pindah tugas ke SMAN 1 Sikur, saya diundang oleh sekolah untuk mengisi pelatihan menulis cerpen untuk siswa-siswinya. Beliau juga pernah ikut nulis bareng yang inisiatornya saya sendiri, sehingga terbitlah buku kami bersama penulis lainnya. Buku tersebut adalah buku saya yang ke-19. Alhamdulillah sampai tahun 2022 ini saya sudah menerbitkan buku sebanyak 20 buku. Selain aktivitas mengajar di MA Mu’allimat dan MA Mu’allimin NWDI Kelayu, saya juga aktif di Forum Lingkar Pena dan di tahun 2022 dan beberapa tahun ke depan saya diamanahkan menjadi ketua FLP Cabang Lombok Timur, Nusa Tenggara Barat.
Saya ingat betul waktu itu, hujan deras membasahi bumi. Tapi, saya tidak mengurungkan niat untuk berkunjung ke SMAN 1 Sikur, karena pada hari itu jadwal saya sosialisasi GSMB Nasional gelombang 3 tahun 2022 ini. Saya menerobos hujan menggunakan sepeda motor tanpa jas hujan dan sempat berhenti dan memilih berteduh sejenak. Sayangnya, hari itu saya lupa bawa jas hujan karena saya pikir tidak akan hujan melihat cuaca di lingkungan saya. Setelah sampai di Masbagik ternyata hujan besar dan perjalanan saya masih jauh.
Sesampai di sekolah, saya basah kuyup, tetapi untungnya pakai jaket. Sehingga, tidak terlalu basah di bagian dalam. Kepala sekolah dan guru-guru di sana menyambut saya dengan ramah. Beliau menerima program Gerakan Sekolah Menulis Buku yang saya tawarkan. Bahkan yang cetak banner pun pihak sekolah. Tidak hanya itu, beliau meminta saya untuk mengadakan pelatihan menulis untuk siswa dan guru setelah sosialisasi selesai.
Seusai bincang-bincang di ruangan kepala sekolah. Kami langsung menuju ruangan tempat sosialisasi dan pelatihan menulis. Alhamdulillah dibuka resmi oleh Kepala Sekolah SMAN 1 Sikur dan beliau menyampaikan pentingnya literasi untuk mendukung perkembangan dan kemajuan sekolah.
Selanjutnya saya dipersilakan untuk menyampaikan sosialisasi GSMB NASIONAL dan dilanjutkan dengan pelatihan menulis. Awalnya, acara ini akan dilaksakan hanya 1 jam, tetapi ternyata tidak cukup. Karena, para guru dan peserta didik yang hadir di sana sangat antusias untuk bertanya, menyampaikan pendapat tentang beberapa poin penting yang saya tanyakan sebelum memulai pada materi dan aktivitas menulis atau praktik menulis di tempat. Mereka terbilang sangat aktif, sehingga saya pun semakin optimis untuk menularkan inspirasi. Dengan izin Allah, saya bisa berkunjung ke tempat ini. Tentu dengan rencana terbaik dan ridha Allah.
Jumlah siswanya hampir ribuan, yang hadir hari itu adalah perwakilan dan yang berminat di bidang kepenulisan. Melihat semangat dan senyuman mereka, saya pun juga harus lebih semangat, agar apa yang saya sampaikan bisa menyentuh hatinya dan yang mereka butuhkan adalah suntikan energi positif untuk terus berkarya.
Siswa di sekolah ini memiliki bakat yang luar biasa dalam dunia kepenulisan. Itu terbukti dari capaian beberapa siswa yang sudah meraih penghargaan di tingkat nasional. Dalam hati saya, “Ini harus dilanjutkan, didampingi, difasilitasi untuk mewujudkan mimpi-mimpinya menjadi penulis buku.”
Alhamdulillah, penjelajahan ini membawa berkah dan setelah melalui follow up ke sekolah, akhirnya SMAN 1 Sikur sudah resmi terdaftar dan bisa berpartisipasi dalam program Gerakan Sekolah Menulis Buku Nasional tahun 2022.
Menjadi Kandidat SPL Nasional, saya semakin optimis untuk memberikan pendidikan literasi bagi siswa di daerah saya tercinta, Lombok Timur, Nusa Tenggara Barat. Selama uji penerjunan ke beberapa sekolah, saya berharap dapat memberikan inspirasi kepada guru dan siswa agar termotivasi untuk menulis dan menerbitkan buku. Lewat menulis saya menginspirasi, itulah salah satu impianku selama ini. Tepatnya berdakwah lewat tulisan. Dengan adanya program ini sangat membantu saya untuk tumbuh menjadi lebih baik lagi, practice dan repetition adalah kuncinya. Semoga saya lolos menjadi SPL Nasional dan melanjutkan penjelajahan ini ke lebih banyak sekolah.
Salam Literasi. Salam nyalakan masa depan! Bersama program GSMB Nasional 2022, kita bisa wujudkan ribuan mimpi guru dan siswa untuk menjadi penulis buku dengan karya yang bermanfaat untuk diri dan bangsa.
Biodata Penulis
Saya Lia Harnita, pemilik nama pena Kembang Sandat. Seorang guru Sosiologi di MA Mu’allimat dan MA Mu’allimin NWDI Kelayu. Saya berdomisili di Gubuk Daya, Kelurahan Kelayu Utara, Kecamatan Selong, Kabupaten Lombok Timur, NTB. Kegiatan saya sehari-hari selain mengajar adalah menjadi ketua FLP (Forum Lingkar Pena) Cabang Lombok Timur, menjadi pemateri Seminar Kepenulisan di sekolah-sekolah negeri dan swasta, dan beberapa komunitas kepenulisan, pelatih ekstrakurikuler kepenulisan di sekolah tempat mengajar dan di SMP IT dan SMA IT Arrisalah Boarding School Paok Lombok. Karya yang sudah diterbitkan sebanyak 20 buku. Teman-teman bisa menghubungi saya lewat akun facebook: Lia Harnita, Instagram: @liaharnita. WA: 087879150129.