Tak disangka perjalanan saya dengan Nyalanesia sampai sejauh ini. Berawal dari pandemi virus Covid-19 yang melanda negeri ini dan kebijakan Work From Home (WFH) tahun 2020, di sela-sela kegiatan tersebut saya mencoba untuk menulis puisi. Sebenarnya saya bukan seorang yang berlatar belakang Pendidikan Bahasa dan Sastra, tetapi saya adalah guru IPA yang diberi tugas tambahan menjadi Kepala Sekolah di daerah 3T tepatnya di SMPN 1 Segah dan Filaial Long Ayan, Kabupaten Berau, Provinsi Kalimantan Timur. Akhirnya pena saya pun menari-nari di atas kertas merangkai kata demi kata, sehingga berubah menjadi kalimat dan akhirnya menjadi bait. Bait-baitpun terbentuk sehingga berubah menjadi sebuah puisi. Satu dua halaman kertas bekas saya gunakan untuk menulis puisi tersebut sebelum akhirnya saya tulis kembali di laptop.
Sampai suatu ketika saya melihat akun facebook Gerakan Menulis Buku Indonesia (GMB-Indonesia) sebelum berubah menjadi Nyalanesia masuk di beranda saya. Saya lihat-lihat isi akun facebooknya, ternyata program yang dilakukan oleh GMB-Indonesia sangat luar biasa. Kebetulan pada waktu itu saya lagi mencari yang bisa menerbitkan hasil karya perdana ini. Akhirnya gayungpun bersambut, saya mencoba menghubungi pihak GMB-Indonesia apakah bisa memasukkan naskah tulisan saya ini, dan Alhamdulillah bisa. Ternyata di GMB-Indonesia kita tidak hanya menerbitkan buku tetapi ada kegiatan sosialnya, yaitu berbagi buku ke daerah-daerah yang memerlukan dan terisolir.
Hari berganti hari, bulan berganti bulan ternyata buku yang saya tunggu-tunggu belum juga datang. Dan pada akhirnya lewat pesan WA dan surel, saya dapat undangan dari GMB-Indonesia untuk mengikuti Festival Literasi Nasional (FLN) 2021 melalui virtual. Dan sungguh di luar dugaan, saya dapat berkumpul dengan orang-orang hebat dan menginspirasi dalam dunia literasi yang ada di Indonesia, dan lebih mencengangkan lagi buku perdana saya yang berjudul Sains Dalam Puisi mendapat apresiasi masuk 30 Nominator Nasional Adi Acarya Award 2020 dari GMB-Indonesia. Bagai mendapatkan durian runtuh dan merasa tidak percaya ini bisa terjadi. Tapi saya ucapkan syukur Alhamdulillah kepada Allah SWT telah diberi anugerah yang sangat luar biasa banyaknya.
Dari hasil FLN tersebut saya mendapatkan berbagai fasilitas workshop untuk mengasah kemampuan menulis, dan pematerinya sangat luar biasa menginspirasi. Setelah mengikuti berbagai workshop tersebut saya terus mengikuti website, akun Facebook, dan Instagram Nyalanesia tentang program-programnya. Sampai pada akhirnya saya melihat ada program menjadi Sosialisator Program Literasi Nasional (SPL Nasional). Berbekal pengalaman menyulap rumah dinas menjadi rumah baca dan tempat anak-anak belajar mengajar di daerah 3T pada awal tugas sampai sekarang, akhirnya saya beranikan diri untuk mendaftar mengikuti seleksi menjadi Kandidat SPL Nasional. Walaupun untuk mendapatkan jaringan Wifi yang stabil saya harus menuju kota kurang lebih jaraknya 80 km dari tempat tugas.
Setelah mendaftar dengan waktu yang ditentukan, ternyata peminatnya sangat banyak sekali kurang lebih 3.018 peserta seluruh Indonesia. Sementara yang dijadikan SPL Nasional hanya 100 orang. Saya coba ikuti satu-persatu tesnya, dimulai tes berkas yang menyisakan 1.000 orang, kemudian tes tertulis yang tersisa 500 orang, dan uji penerjunan. Dalam uji penerjunan tersebut kami dibagi perkelompok dan didampingi oleh para mentor yang luar biasa, sehingga bisa berbagi pengalaman dan trik untuk terjun ke lapangan bertemu dengan instansi terkait, sekolah-sekolah, bahkan kepala daerah. Pada waktu uji penerjunan banyak pengalaman yang saya dapatkan, dari kehujanan, kepanasan, gunung didaki sungai disebrangi dan hutan dilintasi, dan saya harus pintar-pintar juga mengatur waktu, karena tugas saya sebagai guru yang diberi tambahan sebagai kepala sekolah serta jarak tugas saya yang jauh. Itu semua tidak menghalangi niat saya untuk menjalankan tugas mulia dan suci ini demi mencerdaskan anak bangsa agar Indonesia gemilang di kemudian hari.
Pada waktu uji penerjunan saya diberikan kesempatan menjadi pemateri dalam acara NyalaTalks berbagi cerita penggerak literasi Indonesia oleh Nyalanesia. Alhamdulillah bisa berbagi dan bertemu dengan orang-orang hebat dan menginspirasi di seluruh Indonesia dalam menyalakan masa depan. Uji penerjunan KSPL Nasional tersebut berlangsung selama dua pekan. Ihtiar dan usaha sudah dilakukan, doa-doa telah dipanjatkan, maka akhirnya waktu pengumuman itu datang. Dan ternyata nama saya ada di antara 88 orang yang menjadi SPL Nasional, Alhamdulillah.
Selanjutnya pada tanggal 14 Juli 2021, saya dan teman-teman yang masuk SPL Nasional 2021 dan Penggerak Literasi Daerah (PLD) dilantik oleh Tim Nyalanesia. Yang lebih menggembirakan lagi ternyata acara seremoni pelantikan tersebut menghadirkan narasumber yang spesial bagi saya dan teman-teman semua, baik SPL Nasional maupun PLD, yaitu Bapak Andi F. Noya (Tuan rumah Kick Andy, Jurnalis Aktivis sosial), Bapak Bukik Setiawan (Pemikir #Merdeka Belajar serta ketua Yayasan Guru Belajar) dan tidak lupa Bapak Arifin Nurdin (Ketua Penggerak Literasi Nyalanesia).
Bertemu dengan Bapak Andi F. Noya, merupakan seperti mimpi di siang bolong, walaupun bertemunya secara vitual, tapi ini nyata. Yang dahulunya hanya bisa lihat di layar telivisi, tapi kini bisa berinteraksi dengan beliau. Beliau menurut saya merupakan jurnalis yang memiliki integritas dan jiwa sosial yang tinggi. Perjalanan hidup yang beliau ceritakan kepada kami sangat luar biasa dan menginspirasi dalam mengarungi kehidupan ini. Dan tak terasa air matapun jatuh di pipi. Dimulai awal mula bercerita dari sekolah dasar hingga akhirnya menjadi jurnalis terkenal, sampai mendirikan lembaga sosial. Sungguh cerita inspirasi yang luar biasa. Di akhir beliau membawakan materi saya tidak sempat mengikuti, karena saya harus melaksanakan salat Asar. Tapi tak apalah, ilmu yang beliau bagikan sangat luar biasa walaupun singkat pertemuan kita.
Setelah salat Asar, ternyata materi kedua dibawakan oleh bapak Bukik Setiawan sang pemikir program merdeka belajar. Walaupun saya tidak mengikuti dari awal tapi intisari yang saya dapatkan adalah jiwa pantang menyerah dalam menghadapi tantangan hidup, serta solusi yang ditawarkan dalam menyelesaikan masalah tersebut, hingga kata yang saya masih teringat sampai sekarang adalah di balik kesulitan siswa merupakan ilmu bagi guru. Kata motivasi itulah yang membuat saya terus menerus untuk selalu belajar di manapun dan kapanpun. Dan sebagai penutup kami dibacakan SK pengukuhan/pelantikan oleh Bapak Arifin Nurdin sebagai Ketua Penggerak Literasi Nyalanesia.
Tak terasa waktu menunjukkan pukul 17.30 WITA, akhirnya acara seremoni pelantikan SPL Nasional dan Penggerak Literasi Daerah seluruh Indonesia yang digagas oleh Nyalanesia pun usai. Banyak ilmu berharga yang didapat dari pertemuan singkat ini. Pertemuan tersebut sebagai pembakar semangat untuk menyalakan masa depan Indonesia yang lebih gemilang. Aamiin.