Kesulitan Adalah Rezeki - Penggerak Literasi

Kesulitan Adalah Rezeki

Sebuah tantangan tengah dihadapi. Persyaratan untuk masuk dalam tantangan tersebut juga sudah dipelajarai dengan matang beserta plus minus konsekuensinya. Pengumuman terpilihnya para Sosialisator Program Literasi Nasional 2021 (SPL Nasional 2021) akhirnya tiba juga. Rasa senang sekaligus menyisakan tanya bertumpu apakah aku sanggup menjalaninya di tengah badai kondisi yang tidak bersahabat akibat pandemi Covid-19 serta seabreg tugas pokok yang tentu sebagai seorang guru profesional  harus mengutamakan tugas mengajar dan mendidik.

Rasa haru dan bangga bisa masuk ke dalam peserta terpilih SPL Nasional 2021. Merasa  diri belum pantas untuk masuk kategori terpilih. Semoga managemen Nyalanesia tidak salah memilih saya dan saya bisa memantaskan  serta mematutkan diri  untuk menjadi duta SPLN domisili Kabupaten Bandung Barat dan bisa menjadi agen perubahan  semakin menyalanya literasi di daerah domisili saya ini.

Hasil pengumuman terpilihnya duta SPL Nasional tahun 2021 yang mencantumkan nama saya, saya informasikan pada pimpinan  di sekolah dan pada Bapak Kadisdik serta Bapak Kabid SMP Disdik Kabupaten Bandung Barat sebagai awal untuk menjajagi jika saya memerlukan power dan otoritas mereka saat sosialisasi di lapangan baik secara luring ataupun daring. Ucapan selamat dan kebanggaan tentunya dilayangkan kepada diri saya dan institusi tempat saya bekerja. Kebanggaan tersendiri rupanya bahwa proses dan prosedur yang ditempuh untuk menjadi SPL Nasional ini memantik prestige dan prestasi sekolah juga.

Tugas berat menanti. Sebagai SPLN yang ditempatkan di tempat domisili yaitu di daerah Kabupaten Bandung Barat yang meliputi 16 kecamatan harus menjadi target yang harus diselesaikan dalam kurun masa tugas 3 bulan lamanya. Artinya saya harus mapping satu bulan bisa menjelajah 5 kecamatan tentunya. Keyakinan bahwa saya akan mampu menjalani tugas ini dengan baik sesuai prosedur yang digariskan. Disusun rencana dan pemetaan daftar yang harus menjadi sasaran pokok dan mendukung semua kegiatan sosialisasi  ini. Pengejewantahannya dipaparkan dalam bentuk agenda yang akan dilaksanakan setelah 25 Juli 2021 sebagai awal start SPLN bekerja.

Menuju pengukuhan dan pelantikan 88 orang SPL Nasional dan 90 orang Penggerak Literasi Daerah (PLD) yang tersebar di seluruh pelosok negeri untuk menyalakan literasi di daerahnya masing-masing, beragam informasi terkait hari tersebut sudah tersusun dan digaungkan setelah pengumuman terpilihnya SPL Nasional. Walau jadwal pelantikan mundur seminggu dikarenakan salah seorang narasumbernya ada yang terpapar Covid-19, namun pada saat yang telah dijadwalkan ulang, prosesi pelantikan SPLN dan PLD tahun 2021 akhirnya tergelar.

Rasa tidak percaya melihat flyer acara pelantikan SPL Nasional dan PLD nampak wajah fans berat sebuah program acara talkshow di televisi yang selalu mengetengahkan berita-berita ter-update ini, akan hadir dalam kegiatan tersebut.  Nyalanesia  tidak main-main untuk memanjakan dan membakar semangat para penyalanya dengan menghadirkan narasumber yang hebat dan luar biasa.

Tibalah saatnya di tanggal 14 Juli sebagai jadwal pelantikan secara virtual mulai pukul 13,30 WIB. Seluruh perserta diwajibkan bergabung dalam kanal zoom meet lebih awal dikarenakan narasumber pertama agendanya ditunggu juga untuk kegiatan yang sama di lain acara. Sedikit deg-degan dan masih tidak percaya bisa satu forum dengan Tuan Rumah acara Kick Andy. Namun setelah Mbak Ririn sebagai host acara mempersilahkan kepadanya untuk menjadi pembicara. Kepala plontos dan berkacamata sebagai ciri khasnya  dan cerita digulirkan begitu ringan tentang perjalanan kisah hidupnya. Tak disangka jurnalis dan aktivis sosial hebat ini memiliki masa lalu yang kelam. Perjalanan hidupnya yang lahir dari keluarga broken home dan nyaris putus sekolah ini, berhasil menguras air mata pendengarnya dan yang tidak kalah haru, bahwa kesuksesannya menjadikan ia tambah rendah hati dengan tetap mengenang orang-orang yang berjasa dalam hidupnya. Pencariannya mencari seorang guru yang berhasil memantik semangatnya untuk sukses, sangat mengharu biru tidak terasa semua menangis bahkan saya tersedu-sedu, bahwa begitu berharganya figur seorang guru saat siswanya diberi motivasi dan melihat potensi yang dimilikinya agar bisa berkembang.

Sosok guru yang diidolakan dan suatu saat dicari oleh siswanya, saat siswa tersebut telah sukses, membuat saya sebagai guru berintropeksi. Apakah saya sudah sekian lama ini mengajar dan mendidik sudahkah seperti sosok guru yang diutarakan Mas Andy F Noya dalam bukunya? Bisik hatiku. Jangan-jangan malah sebaliknya, saya adalah sosok guru yang menjadi hantu menakutkan serta menenggelamkan potensi-potensi baik yang ada di diri siswa. Terenyuh dan menunduk rasa malu mengingat cemas ketidakberhasilan bisa mengembangkan kemajuan para siswa. Namun tidak ada kata terlambat, bergabung di Nyalanesia, tekad membara akan memperbaiki semua itu.

Masuk di narasumber kedua, Pak Bukik Setiawan, Ketua Yayasan Guru Belajar. Semakin membakar semangat para SPLN. Dengan teori difusi nya bahwa saat mana kita menebar kebaikan ada 4 (empat) juarang yang harus dilompati yaitu diabaikan, ditertawakan, dikritik, sebelum akhirnya kita diterima.  Materi yang disampaikan dengan mengusung Perjalanan Penggerak Perubahan Pendidikan memberikan advice yaitu: 1) menghargai kesulitan orang lain; 2) melihat kesulitan sebagai peluang; 3) fokus pada pengalaman berhasil ; 4) bercita-cita tinggi; dan 5) berani berhitung resiko.

Banyak hal yang bisa dipetik dari Pemikir Merdeka Belajar ini. Di balik kesulitan, baik karena kondisi pandemi ataupun kesulitan lain, akan tertangkap peluang yang akan menghasikan rezeki. Bukankah tantangan digelorakannya gerakan literasi ini menjadikan hadirnya para SPL hebat?

Niat baik akan selalu memberi peluang bertemu dengan hal-hal yang baik. Ada tiga strategi yang harus disiasati oleh para pengerak, konon katanya saat kita di depan, dan di belakang. Kita tidak harus selalu manggung namun kita juga jangan selalu di belakang. Karena kalau kita selalu di belakang, orang lain juga tidak tahu siapa kita.

Filosofi tersebut tentu memantik para SPL Nasional bahwa tugas berat yang akan dialui, akan menjadi ringan karena pasti di lapangan akan menemukan teori difusi untuk melompati jurang dan selalu harus menebar kebaikan walau tentunya mendapat tantangan. Ketangguhan melewati tantangan itu akan berbuah manis. Karena sejatinya setiap kesulitan mengajarkan kita bahwa terdapat peluang yang demikian hebat dan tentunya itu adalah rezeki.

Artikel Terkait