Langkah Kaki Pertama Pagi Ini Untuk Literasi Negeri

Pagi yang cerah pada 9 Juni 2021, seolah menyambutku saat pertama melangkahkan kaki menjadi KSPL (Kandidat Sosialisator Penggerak Literasi) 2021 di daerah Kabupaten Temanggung Provinsi Jawa Tengah. Setelah melalui proses cukup panjang. Sekitar 3000 pendaftar SPL Nasional 2021 diseleksi kemudian disaring menjadi 1000 orang, disaring lagi menjadi 500 dan hanya di ambil 100 orang. Namun di masa pandemi covid 19 ini mungkin menjadi hal yang tidak mudah menemukan 100 orang SPL itu. Uji penerjunan pun di mulai, seluruh 500 KSPL diuji di daerah masing-masing untuk menjadi nyala literasi, pejuang literasi serta pengobar literasi untuk negeri ini.

Seperti yang kita tahu dalam riset yang dipublikasikan KOMINFO pada laman portal berita kominfo 10 Oktober 2017 di kominfo.go.id, menyebutkan bahwa dari UNESCO menunjukkan Indonesia berada pada level tingkat minat baca yang sanggat rendah yaitu, 0,001%. Artinya dari 1000 orang Indonesia hanya ada 1 orang saja yang membaca dengan rajin. Hal yang sangat memprihatinkan tentunya untuk negeri yang pernah dijuluki Macan Asia ini. Seketika saya tertegun, apa yang sudah saya lakukan untuk bangsa ini? Pertanyaan itu teiba-tiba muncul di benak saya dan saya menjawabnya sendiri saya belum melakukan apa-apa. Dengan penuh semangat pagi itu saya mulai berkunjung ke sekolah-sekolah di Kabupaten Temanggung. Tak lupa saya juga datang ke Perpustakaan Daerah Kabupaten Temanggung agar mendapat surat rekomendasi dan bisa berkolaborasi. Alhamdulillah sangat disambut antusias oleh stakeholder yang ada di Perpusda Temanggung. Kembali saya melanjutkan perjalanan penjadi KSPL untuk datang ke sekolah dari jenjang Sekolah SD, SMP, dan SMA atau sederajat.

Di Temanggung Jawa Tengah yang sering dikenal dengan Negeri Tembakau dan kopi nya yang sekarang hits, kesadaran untuk literasi masih sangat kurang. Dari sekolah yang saya datangi, saya mendapatkan data bahwa kesadaran membaca anak-anak masih kurang, sirkulasi buku di perpustakaan bahkan hampir mati suri di era pandemi ini. Dalam hati saya bertanya-tanya.”bagaimana Indonesia ini akan maju kalau generasi muda nya saja malas membaca?”. Kemudian muncul pertanyaan lain dibenak saya. “ jika membaca saja malas apalagi berkarya menghasilkan buku?”. Seketika itu saya berucap doa dalam hati, “ Ya Rabb ijinkan saya membantu mereka menyalakan literasi di daerah saya ini, saya yakin apabila generasi mudanya diberi kesempatan untuk berkarya, mereka akan termotivasi untuk lebih maju lagi…Aamiin”.

Doa saya menguatkan tekad saya untuk membantu siswa-siswa di Temanggung menyalakan literasi Negeri ini. Beruntung saya diberi kesempatan Allah SWT untuk tergabung dalam komunitas KSPL Nasional 2021 yang diselenggarakan Nyalanesia. Semoga Nyalanesia tetap maju dan dilimpahi keberkahan tak terhingga di dunia dan akhirat, Aamiin. Setelah mendatangi 2 SD di Temanggung, yang tentunya mendapatkan respon yang cukup beragam, dari respon antusias, respon tidak berminat, respon yang tanpa mereka konfirmasi data langsung diputuskan sekolah kami tidak berminat dengan alasan lagi-lagi dana, lagi-lagi pandemi, susah mengumpulkan murid lah, kemampuan ekonomi siswa kurang lah, orang tua siswa tak mendukung lah, tidak ada guru yang mau membina lah karena sibuk administrasi sekolah menjelang kenaikan kelas dan lain sebagainya. Saya tidak menyerah begitu saja, berbagai alternatif solusi saya tawarkan, dari menggunakan dana pribadi saya, membantu koordinasi sekolah dengan murid, membantu menuliskan dan mengetikan karya dan segala upaya untuk meyakinkan mereka agar mereka mau berpartisipasi di Gerakan Sekolah Menulis Buku (GSMB).

Tapi lagi-lagi tidak diterima tawaran alternatif solusi dari saya. tapi tidak apa lah, yang penting saya tetap semangat untuk terus mensosialisasikan di sekolah-sekolah lain di Kabupaten Temanggung. Di tolak satu-atau dua bahkan tiga sekolah atau lebih tidak masalah, sekalipun saya sudah menjamin alternatif solusi namun jika tidak berjodoh dengan sekolah itu ya akan ditolak juga. Yang penting saya tidak pernah menyerah dan tetap positif. Saya yakin pasti ada sekolah yang masih ingin maju literasinya di Temanggung ini. Saya percaya ketika kita punya mimpi untuk majukan literasi negeri berani mengambil langkah pertama untuk mewujudkan mimpi adalah bukti awal dari kisah mimpi itu akan segera menjadi nyata…Aamiin.

Artikel Terkait