Coretan pena ini hadir untuk menjawab Challenge dari Mas Founder Nyalanesia tempo hari lalu, untuk mengisi kreativitas menjelang momen peringatan HUT RI ke-76. Tentunya tantangan penulisan ini disambut dengan suka cita apalagi melihat stimulus yang ditawarkan cukup menggiurkan jika masuk nominasi 10 tulisan terbaik.
Menelisik sisi judul yang akan menjadi alasan melahirkan buah karya si penulis, tentunya bisa ditangkap bahwa Mas Founder yang memiliki nama Lenang Manggala ini ingin mengungkap dan melihat motivasi yang melatarbelakangi para SPL Nasional mendaftar menjadi Sosialisator dan mematuhi dengan ketat seluruh aturan main yang dipandu dari PT Nyala Masa Depan Indonesia ini, dengan program unggulan Gerakan Sekolah Menulis Buku (GSMB) Nasional.
Beragam latar belakang profesi atau passion dari para SPLN cukup unik serta yang tersebar dari Sabang sampai Merauke dengan nuansa perbedaan baik geografis, bahasa serta kultur daerah yang berbhineka, tentu jawabannya cukup menggelitik jika disodorkan pertanyaan seperti judul di atas.
Saya SPLN 2124 berasal dari Kabupaten Bandung Barat yang merupakan sebuah kabupaten hasil pemekaran dari Kabupaten Bandung. Tepatnya 19 Juni 2007, 16 Kecamatan resmi menjadi bagian wilayah daerah tingkat II di Provinsi Jawa Barat ini dengan luas wilayah 1.306 km2.
Saya analogikan, jika kita datang berkunjung ke suatu tempat tanpa mengenal siapa yang akan dikunjungi tanpa ada tujuan yang jelas, kira-kira apa yang akan dialami oleh diri kita? Disambut dengan senang hatikah? Pintu gerbang yang ditutup lalu penjaga pintu mempersilakan masuk tanpa ada sederet pertanyaankah? Atau yang lebih ekstrem mungkin leader di tempat tersebut dinyatakan tidak ada, sedang keluar kantor atau sedang menghadiri meeting, yang entah itu semua hanya alasan saja agar tidak bisa menemui orang yang baru dikenal tanpa maksud dan tujuan yang jelas.
Saat ini setelah menjadi Sosialisator, analogi tersebut tidak terjadi bahkan beragam permintaan untuk sosialisasi GSMB Nasional semakin hari semakin padat jadwalku. Berkunjung ke suatu sekolah, di pintu gerbang sudah dipersilakan bahkan diantar ke ruang pimpinan instutisi yang dituju. Sambutan hangat dengan senyum yang lebar, memberi kenyamanan tersendiri di hatiku, apalagi kedatanganku ditunggu untuk membantu pendaftaran.
Dengan menjadi Sosialisator, memberikan pengalaman network yang luar biasa. Saya dengan mudah membuat janji untuk datang dan sosialisasi. Menambah sahabat serta mengenal berbagai sekolah dengan beragam keunikannya. Sebelumnya tidak ada momen untuk berkunjung dan melihat berbagai sekolah minimal untuk komparasi terutama sekolah-sekolah dengan segudang prestasi. Semenjak menjadi Sosialisator, saya leluasa menentukan sekolah yang ingin didatangi serta bisa melihat-lihat beragam fasilitas sekolah tersebut.
Terlepas dari fasilitas yang sekarang dinikmati sebagai buah dari diterimanya sebagai SPLN, alasan yang hakiki tentunya sesuai dengan amanat yang dimisikan dari Nyalanesia yaitu membantu serta mendorong sekolah-sekolah dalam pengembangan literasinya. Nyalanesia hadir memberi ruang untuk memberikan kemerdekaan berkarya serta mengapresiasi buah pikiran setiap anak didik dan para pendidik seantero Indonesia. Bahkan mungkin ke depan anak-anak hebat yang bisa mengenyam pendidikan di luar negeripun bisa merasakan gelora perhelatan akbar Festival Literasi Nasional bersama. Tentunya kebanggaan yang tak terkira.
Banyak sekali sisi positif dan menginspirasi pihak sekolah setelah mereka menerima sosialisasi tentang GSMB Nasional. Mereka merasa dituntun kepada kemerdekaan, peluang serta ketidaktentuan arah jika karya-karya yang berserakan tanpa tahu harus apa yang dilakukan. Menjadi seonggok tumpukan kertas atau file-file yang memenuhi memori netbook/laptop serta tidak bernyawa karena tidak memiliki ruh. Karya-karya siswa yang memiliki kekuatan pikiran cendekia, polesan hati nurani serta keindahan alam yang dibalut dengan karya yang indah, keindahan rasa syukur terhadap keindahan ciptaan Tuhan, itu semua menjadi pendorong dan kekuatan serta arah bahtera yang terhampar tujuan yang jelas mau kemana akan dikemas. Selain itu beragam pendampingan workshop tentang literasi akan menjadi senjata ampuh melahirkan karya-karya indah buah pikiran murni dari anak-anak hebat dan tentunya hal ini akan menihilkan plagiarisme di dunia pendidikan yang diakibatkan karena malasnya anak membuat karya sehingga mengambil jalan pintas untuk copy paste karya orang.
Anak-anak akan diajarkan kebanggaan dengan hasil karya yang dibuatnya serta akan belajar mengikis rasa malas dan selalu memiliki sejuta inspirasi untuk dituangkan menjadi karya yang indah.
Sebagai penutup saya berharap bahwa tugas mulya menjadi SPLN ini menjadi stimulus yang tidak akan terukur dengan kalkulasi finansial sebagai feedback menjalankan misi dari Nyalanesia. Namun para SPLN lahir menjadi inspirator hebat serta bisa memberangus belenggu kebodohan yang akhirnya melahirkan nyala di hati anak-nak penerus bangsa ini.
Semoga tulisan ini saya dedikasikan untuk secuil bentuk rasa bangga terhadap Jayanya Bangsa Indonesia yang merayakan ‘Merdeka’-nya yang ke-76. Walau fisik kita terbelenggu oleh pandemic, namun GSMB hadir memberi ruang jelajah kemerdekaan bagi anak bangsa dan pendidik hebat bangsa ini.
Bandung Barat, 17 Agustus 2021
SPLN 2124