MENARI DALAM LITERASI DI ERA PANDEMI - Penggerak Literasi

MENARI DALAM LITERASI DI ERA PANDEMI

Assalamualaikum Warahmatullahi Wabarokatuh, perkenalkan saya Uswatun Hasanah, nama pena saya Uus Abdullah. Saat ini saya kepala SMAN 1 Purwantoro. Dunia kepenulisan adalah bagian dari rutunitas saya, baik sebagai tanggung jawab akademis saya, maupun saat ini menjadi hobi.

Sebagai kepala sekolah saya harus mampu memotivasi guru dan peserta didik untuk menjadi bagian dari pegiat literasi, yang mampu memberikan keteladanan pada peserta didik. Literasi bukan sekadar kegiatan membaca dan menulis saja, tetapi menjadi bagian dari yang pegiat tersebut sehingga bukan lagi sebagai upaya sadar, tetapi sudah menjadi habit atau karakter. Saya akan bercerita keikutsertaan saya sehingga menjadi Sosialisator Program Literasi Nasional yang diprakarsai oleh NYALANESIA.

Bermula dari informasi dari teman Widyaiswara LPPKSPS yang memberikan flyer seleksi SPL Nasional yang terbuka untuk siapa saja dari latar belakang apa saja di seluruh Indonesia. Seleksi melalui 3 tahap. Tahap pertama mengisi beberapa pemberkasan yang Alhamdulillah berhasil masuk 1.000 peserta yang terpilih. Dilanjutkan uji kompetensi kedua, ini yang sungguh unik, untuk menuju 500 besar, ada uji kompetensi yang dilaksanakan hanya diberi waktu satu jam saja, dan itu bertepatan depan rumah saya punya hajat mantu (resepsi pernikahan). Di antara kebisingan suara, yang bisa dibayangkan bagaimana crowded yang saya alami saat itu. Tapi akhirnya semua bisa terlampaui.

Singkat kata pengumuman KSPL Nasional sudah datang dan saya diberi kepercayaan menjadi bagian dari KSPL Nasional (Kandidat Sosialisator  Program Literasi Nasional). Salah satu program yang dilakukan adalah penerjunan KSPL Nasional ke satuan pendidikan di kabupaten masing-masing. Kendala penyebaran Covid-19 yang cukup tinggi di Kabupaten Wonogiri, membuat langkah saya harus mengalihkan kunjungan langsung menjadi virtual. Langkah penerjunan yang saya lakukan :

  1. Membuat group WhatsApp dan share ke MKKS SMA, SMP, KKG.
  2. Memberikan edukasi tujuan pembentukan group lewat informasi tertulis.
  3. Membentuk penggurus pegiat literasi daerah yang terlibat di dalamnya dari berbagai unsur.
  4. Sosialisasi GSMB Nasional secara virtual dengan KSPL Nasional lainnya pada hari Jumat, 11 Juni 2021 dengan mengundang narasumber dari Nyalanesia, yaitu Mas Lenang, dan Mas Bima.

Dari kegiatan tersebut akhirnya menghasilkan beberapa sekolah yang antusias untuk ikut serta dalam GSBM Nasional (Gerakan Sekolah Menulis Buku Nasional).

Penerjunan ke lapangan dilakukan ke SMAN 1 Girimarto dan SMPN 1 Purwantoro. Penerjunan tersebut lebih kepada pendampingan dan mengawal kegiatan GSMB Nasional. Di tangan koordinator masing-masing sekolah yang dipilih, sampai saat ini progres kepenulisan sudah mencapai 70%.

Qodarullah manusia hanya bisa berencana, Allah yang mengatur garis hidup manusia. Terhitung tanggal 27 Juni 2021 saya merasakan gejala kurang enak badan yang mengarah pada gejala Covid-19. Banyak aktivitas yang harus dibatasi dan mengharuskan memberikan waktu lebih banyak untuk fokus pada kesehatan. Dulu saat saya melihat orang yang menjalani Isolasi Mandiri, akan punya banyak waktu untuk menulis dan belajar. Tetapi bagi saya itu tidak berlaku, karena bergejala dan gangguan sakit kepala apabila melihat layar komputer cukup lama.

14 Juli 2021 pelantikan SPL Nasional yang menghadirkan tokoh penggiat literasi yang masyaallah luar biasa. Kehadiran Pak Andy F Noya, seorang penulis dan pegiat literasi yang mampu menguras air mata kami anggota SPL Nasional dengan kisahnya yang luar biasa baik secara ekonomi, termasuk kisahnya dengan Bu Ana yang merupakan sosok guru yang mendukung kemempuannya menulis saat masih di bangku sekolah. Hadir juga tokoh inspiratif lainnya yang tak kalah hebat yaitu Pak Bukik Setiawan dari Yayasan Guru Belajar. Dari biografi yang saya baca, beliau adalah tokoh yang mengajarkan mental baja serta memiliki daya juang yang hebat. Manakala obsesinya hanya dapat terealisasi dengan mengundurkan diri dari PNS, dan fokus pada yayasan yang ia bangun. Menjadi seseorang yang ditempa dengan penolakan, pembiaran, hingga bisa diterima adalah bagian mahal dari perjuangan pendidik sejati dalam giat literasi.

UUS ABDULLAH/ SPL 2123

Artikel Terkait