Berlabuh Bersama Nyalanesia
Bisa melakoni sebuah tantangan dan membuka peluang adalah sebuah keputusan nalar untuk berusaha maju dan terus menggerakan. Lolos dari sebuah tantangan dengan memenangkannya adaah sebuah penciptaan tanggung jawab yang baru. Di sisi lain, literasi dengan beragam sudut pandangnya telah menjadi sebuah peluang sekaligus tantangan bagi jiwa-jiwa merdeka yang meyakini pada kekuatan komitmen, kemandirian, dan refleksi diri. Betapa tidak, tatkala panitia penyelenggara seleksi kandidat SPL Nasional mengumumkan hasil kajiannya bukankah ada yang dinyatakan lolos dan ada yang tertunda untuk menggeluti tanggung jawab yang lainnya (SPL Nasional dan SPLD). Semuanya memiliki nyala yang sama yaitu menebarkan energi postif menggaungkan literasi bukan sebatas ladang obrolan tanpa karya. Maka dengan nyalanesia semua insan disadarkan untuk melahirkan karya. Dengan kata lain nyalanesia membawa kesadaran berkarya.
Tantangan (challenge) dan peluang (opportunity) akan selalu menyajikan hal-hal baru untuk dijamah, dikuasai, dan ditebarkan sebagai ladang amal. Namun, di sisi lain kadang menjadi sebuah pengunci diri untuk bertahan di zona nyaman dengan anggapan takut gagal, takut tidak mampu melampauinya. Di sinilah manusia disadarkan pula akan setiap keberadaan dirinya yang diciptakan Tuhan dengan penuh kekhawatiran (Innal insana khuliqo halu’a). Harapan (roja) dan kekhawatiran (khouf) adalah dua hal yang tak akan terpisahkan dari anggapan dan impian manusia.
Bersyukur tahun 2021 ini saya bisa “menceburkan diri” di kolam pikiran penuh energi potensial dan energi gerak yang luar biasa. Orang-orang yang tergabung di dalamnya (KSPL – SPLN, PLD) semuanya para penyala peradaban, penerobos kemustahilan “Against the impossible” atau jika meminjam istilah Bang Arifin Nurdin “Impossible is Nothing!” Founder Nyalanesia apalagi, selalu penuh motivasi jika sedang presentasi daring. Satu yang saya ingat dari Mas Lenang Manggala sebagai founder Nyalanesia adalah “Build Access” dengan gambar tangan berjabat yang menyerupai jembatan lalu anak-anak berlari menyeberangi jurang itu dengan penuh ceria. Satu hal lagi yang menarik perhatian, Nyalanesia selalu menampilkan tokoh-tokoh inspiratif, motivatit, dan dekat-dekat nekad.
Bertemu Bang Andy F. Noya
Hari Rabu tanggal 14 Juli 2021 saat acara seremoni pelantikan SPL Nasional dan Penggerak Literasi Daerah (PLD), Nyalanesia secara zoom menghadirkan sosok host Kick Andy, Bang Andi Flores Noya serta Bang Bukik Setiawan dari kampus guru Cikal yang menggawangi juga Komunitas Guru Belajar (KGB), serta bang Arifin Nurdin selaku ketua SPL Nasional.
Rasanya benar ungkapan “impossible is nothing” ketika dalam ruang maya yang sama, saya bisa merasakan kedekatan getaran energi keyakinan, cinta, dan kenekadan Bang Andy F. Noya yang semula hanya bisa saya saksikan di layar kaca. Saya seperti menemukan muara kegalauan yang sama, ya dendam ingin bisa menulis buku, memilikinya, dan berbagi buku untuk orang lain. Saya merasakan ruh saya dan ruh Bang Andi sama-sama mengujarkan kesaksian “qolu sahidna!” Bang Andy dengan begitu lugas, enteng, menuturkan cerita inspirasinya tentang hidup dan alur hidup dengan sentuhan seorang guru, Ibu Ana dan kesalehan seorang ibundanya.
“The Name is Brand of Power” begitu pekik ghiroh Bang Andy di sela cerita kehidupannya. “I Branding” dan “Marketing Your Self” menjadi ruh kesekian bagi bagi hidupnya. Semua dihadirkan seperti ingin mengokohkan keyakinannya untuk menerobos kemustahilan “Break Through The Impossible!” Bang Andy benar-benar ingin meneguhkan dirinya bahwa The Naming is My Branding. “Tak usah menarik masa lalu dan jangan marah sama Tuhan” begitu motivasi yang saya tangkap dari bang Andi F. Noya. Sukses atas https://benihbaik.com Bang Andy F. Noya.
4 Pilar Nalar Difusi Inovasi Mas Bukik Setiawan
Saya mengenal Mas Bukik Setiawan lewat Surat Kabar Guru Belajar yang sering mengupas merdeka belajar. Sudah waktunya memang kita memerdekakan nalar, rasa, dan citra berdasar cara pandang kita. Meskipun kita sadari bahwa apa yang kita miliki banyak ilmu dari manusia lainnya yang kita anggap sebagai milik kita. Mas Bukik sering menegaskan bahwa modal utama literasi anak adalah keingintahuan (coriusity). Berpikir mestinya menyenangkan, membaca mestinya bermakna, menulis mestinya membuat anak merasa berdaya, literasi membutuhkan kesempatan aplikasi.
Mas Bukik juga merefleksi ulang tentang merdeka belajar dengan penegasan bahwa merdeka belajar memerlukan komitmen (goal oriented), kemandirian (priority), dan refleksi (self evaluation). Selain itu Mas Bukik mengadopsi teori difusi inovasi. Di dalamnya berisi semacam peluru penyerang (attack) sekaligus daya bertahan (defense) dalam melakukan gerak energi perubahan. Setiap penggerak perubahan harus siap untuk diabaikan, ditertawakan, dikritik, dan diterima. Sungguh bagi saya menjadi modal nalar dan modal gerakan sekaligus tindakan bersama Nyalanesia. Dari apa yang disampaikan Mas Bukik, nalar liar saya bereksplorasi untuk meramu “vaksin” ATAWAKRIMA. Ya, Atawakrima akan menjadi penguat imunnya pergerakan saya, atau mungkin untuk orang lain. Apa itu Atawakrima yang saya maksudkan. Pertama, Abaikan. Saya dalam melakukan gerak perubahan atau memobilisasi program Nyalanesia harus mengabaikan setiap hal yang negative. Kedua, Tawarkan dengan bijak setiap program perubahan atau program akselerasi mutu literasi. Ketiga, Wacanakan setiap hal positif dari gerakan Nyaanesia di media sosial. Keempat, Kritikan. Saya siap open mind atas setiap kritik yang dating menimpa, dan saya pun siap mengkritik jika dirasakan perlu dikritik atas tindakan mereka. Kelima, Terima setiap hal yang baik untuk bahan refleksi dan evalusi diri.
Terima kasih Nyalanesia telah menghadirkan para pendobrak kemustahilan dalam pertemuan SPL Nasional 2021. Zaman bergerak terus. Perubahan akan terus terjadi. Nyalanesia akan terus aktif bergerak berbekal masa lalu yang tak bisa diubah dan memperjuangkan masa depan yang bisa kita tata. **
(Dadan Andana, M.Pd. SPLN2116. Kepala SMPN Satu Atap Cimanggung kategori 3T. Penikmat sastra. Senang menulis. Pegiat literasi di Insun Madangan Literacy Association (IMLA). Pembina Rumah Cinta Literasi NESTAP CERIA)