Menjadi pemimpin pembelajaran dengan budaya literasi di sekolah - Penggerak Literasi

Menjadi pemimpin pembelajaran dengan budaya literasi di sekolah

Menjadi pemimpin pembelajaran dengan budaya literasi di sekolah

Hasrawati

Selama kurang lebih 14 tahun saya menjadi pendidik dan saya telah mengalami banyak hal dan berhadapan dengan berbagai macam karakter siswa. Saya telah mengajar di 3 tempat yang berbeda, dan lingkungan yang berbeda pula. Berdasarkan pengalaman yang saya rasakan ternyata kondisi lingkungan dimana murid berada itu sangat mempengaruhi kondisi belajar murid. Pembelajaran bagi murid di daerah pegunungan berbeda dengan murid yang berada di pesisir pantai, sehingga pendidik harus pandai membaca dan memahami suasana lingkungan murud berada.

Selain faktor lingkungan, hal yang sangat berpengaruh pada pendidikan murid adalah tantangan zaman. Cara mengajar saya diawal saya menjadi pendidik itu sangat berbeda dengan saat ini, dulu murid sangat menghargai gurunya. Tapi sangat jauh berbeda dengan kondisi saat ini, banyak murid yang tidak menghargai guru dan bahkan di beberapa daerah ada murid yang membuly gurunya. Ini merupakan tantangan besar bagi kaum pendidik, sehingga pendidik harus bertransformasi baik dalam cara mendidik atau cara kita bergaul dengan murid.

Kita telah menyadari bahwa telah terjadi kemerosotan akhlak pada abad 21. Banyak faktor yang mempengaruhi hal ini yaitu perkembangan teknologi yang begitu pesat sehingga ilmu atau informasi begitu mudah didapat oleh siswa, guru bukanlah satu-satunya sumber belajar bagi siswa. Jadi hal yang perlu dilakukan oleh pendidik adalah terus belajar, berinovasi dan terbuka terhadap tantangan zaman. Banyak kompetensi saat ini yang diperlu ditingkatkan oleh kaum pendidik, yaitu pertama kompetensi sosial-emosianal yang perlu diajarkan kepada siswa, agar siswa memiliki kesadaran diri, kesadaran sosial, keterampilan relasi, dan kemampuan mengambil keputusan secara bertanggung jawab. Kedua kompetensi pedagogik yaitu bagaimana mengelola pembelajaran yang menghadapi keanekaragaman karakter dan kemampuan murid. Disini pendidik harus memiliki kemampuan tentang strategi, model, dan metode pembelajaran agar tercipta pembelajaran yang menyenangkan. Ketiga keterampilan profesional, hal ini terkait dengan kemampuan dan pengetahuan yang dimiliki oleh pendidik. Keterampilan yang penting dimiliki oleh pendidik saat ini adalah kemampuan dalam pembelajaran berbasis IT.

Pandemi Covid-19 telah meninggalkan pembelajaran berbasis IT, oleh karena itu pendidik harus memiliki kemampuan dalam merancang pembelajaran yang dapat diakses dengan mudah oleh murid. Gawai sudah menjadi kebutuhan pokok murid, sehingga pendidik harus mampu menyesuaikan dengan kebutuhan murid. Berbagai platform pembelajaran yang dapat dimanfaatkan oleh pendidik maupun murid dalam menambah pengetahuan.

Platform tersebut dapat dimanfaatkan oleh pendidik dalam merancang bahan pembelajaran kemudian dapat berbagi karya sehingga karya tersebut dapat diakses oleh murid dimana saja dan kapan saja. Dengan adanya berbagai kemudahan dalam memperoleh sumber belajar bagi murid yang telah dirancang oleh Kemdikburistek diharapkan mampu mewujudkan tujuan pendidikan.

Oleh karena itu diperlukan kesadaran dari berbagai pihak dalam ekosistem pendidikan untuk mewujudkan tujuan tersebut. Ki Hadjar Dewantoro mengatakan bahwa mendidik adalah menuntun anak agar mencapai keselamatan dan kebahagiaan setinggi-tingginya baik sebagai manusia maupun anggota masyarakat. Jadi tugas pendidik hanyalah menuntun, mengarahkan murid mengembangkan bakat yang mereka miliki.

Setiap anak memiliki bakat dan potensi masing-masing, sehingga mereka membutuhkan wadah untuk mengembangkan kemampuan yang dimiliki. Banyak anak-anak di sekolah saya yang memiliki bakat dalam menulis, saya menyimpulkan hal ini karena saya sering menemukan kumpulan puisi bahkan cerpen karya siswa yang disimpan begitu saja di ruang guru. Dalam benak saya bertanya-tanya, bagaimana karya ini bisa bermanfaat dan tidak terbuang begitu saja?

Selain itu setiap malam kesenian pada perayaan 17 Agustus, selalu ditampilkan pembacaan puisi. Melihat dan mendengarkan mereka membaca puisi membuat bulu kuduk saya merinding, kadang saying menangis terharu bercampur senang.  Sebelum pandemi, saya sering membimbing dan mengantar murid saya untuk mengikuti lomba karya tulis ilmiah di tingkat provinsi, dan ternyata mereka mampu dan memiliki bakat.

Pada saat penerimaan siswa baru di sekolah saya, saya membaca tentang Sosialisator Program Literasi Nasional di media sosial, kemudian saya mengajak tiga orang teman saya untuk mendaftar pada kegiatan ini. Saya mendaftar kegiatan ini dengan tujuan akan mengaktifkan kembali organisasi KIR di sekolah saya yang selama 2 tahun ini vakum. Setelah mengikuti seleksi uji kompetensi dan pengiriman video sosialisasi gerakan sekolah menulis buku nasional, Alhamdulillah saya lulus dan saya bahagia.

Tetapi kemudian diawal uji penerjunan, saya mendapat musibah bapak saya meninggal dunia secara tiba-tiba. Kehilangan ini membuat saya down dan hilang semangat untuk melanjutkan kegiatan ini. Saya sudah kehilangan kedua orang tua dan tinggallah saya sebatang kara. Kehilangan ini membawa pengaruh besar pada motivasi dari dalam diri saya, sehingga saya sulit untuk konsentrasi kembali baik untuk tugas utama mengajar di sekolah maupun kegiatan uji penerjunan ini.

Segala materi dan ilmu yang telah saya dapatkan pada pelatihan guru penggerak telah membuat saya tersadar dengan tanggung jawab saya sebagai pendidik di sekolah. Setelah satu minggu saya merenungi rasa kehilangan saya yang mendalam, tetapi saya semakin sakit jika saya tidak beraktivitas.

Saya kemudian beraktivitas kembali di sekolah dan memutuskan untuk melanjutkan perjuangan menjelajah untuk mengubah. Selama satu minggu saya melakukan sosialiasi ke 20 sekolah yang ada di daerah saya dan saya mendapat banyak pengalaman. Pertama di SMP Negeri 15 Bulukumpa, saya mendapat banyak pengalaman menarik dari kepala sekolahnya. Beliau berbagi banyak trik dalam memimpin sekolah untuk menciptakan ekosistem sekolah yang menyenangkan. Beliau juga memberikan support kepada saya untuk menjadi pemimpin masa depan.

Selanjutnya di SMP Negeri 1 Bulukumba, saya diterima dengan bersahabat oleh wakil kurikulumnya yang seorang Doktor. Beliau adalah seorang penulis dan memiliki perhatian besar terhadap karya murid-muridnya yang tersimpan begitu saja. Beliau berkeinginan kuat untuk membukukan karya murid-muridnya, tetapi berkendala pada dana untuk penerbitan buku.

Sosialisasi saya di MAN 1 Bulukumba juga sambutan baik oleh pihak sekolah, kemudian saya langsung diarahkan untuk berkomunikasi lebih lanjut dengan pembina KIR di sekolahnya. Saya salut dengan pembinanya karena beliau juga seorang penulis dan sering mengirim karyanya untuk ditertibkan di jurnal.

Di SMA Negeri 2 Bulukumba saya diterima dengan hangat oleh wakil kepala sekolah dan beliau juga mengungkapkan keprihatinannya dengan kondisi kemampuan literasi murid pada zaman ini. Begitupun juga ungkapan yang disampaikan oleh beberapa guru di sekolah lain yang saya datangi.

Kegiatan sosialisasi ini saya lalui ditengah kesibukan perayaan HUT RI ke-77 sehingga banyak kepala sekolah yang tidak ada di sekolah pada saat itu. Waktu penerjunan yang saya lalui hanya satu minggu membuat saya belajar membagi waktu antara tugas pokok dan tugas sosialisasi. Kemampuan lain yang saya peroleh dalam kegiatan sosialisasi ini adalah kemampuan berbagi waktu, berkomunikasi dan berkolaborasi dengan beberapa kepala sekolah atau guru di sekolah yang saya tuju.

Tanggal 20 Agustus 2022 merupakan batas akhir uji penerjunan dan bersamaan dengan tugas pembuatan video pembelajaran pada kegiatan PembaTIK dan tugas pada kegiatan CGP, sehingga saya bingung mana yang harus selesaikan terlebih dahulu.

Perjalanan saya selama melakukan sosialisasi di beberapa sekolah tentang Gerakan Sekolah Menulis Buku Nasional memberikan pelajaran dan pengalaman berharga bagi saya dalam memberikan sumbangsih dalam dunia pendidikan, khususnya budaya literasi di sekolah.

Selain itu meningkatkan budaya literasi di sekolah melalui kegiatan menulis narasi juga telah saya jadikan visi prakarsa perubahan di sekolah yang selanjutnya saya jadikan tugas aksi nyata pada kegiatan pelatihan pendidikan guru penggerak. Semoga saya lolos SPL Nasional dan bisa melanjutkan perjuangan dalam meningkatkan budaya literasi di sekolah-sekolah.

Perkenalkan nama saya Hasrawati seorang guru mata pelajaran Matematika di SMK Negeri 5 Bulukumba. Aktivias saya selama menjalankan uji penerjunan adalah pelatihan guru penggerak angkatan V dan kegiatan pembelajaran berbasis TIK angkatan 2 tahun 2022. Salam nyalakan masa depan!

Artikel Terkait