MENJELAJAH UNTUK MENGUBAH - Penggerak Literasi

MENJELAJAH UNTUK MENGUBAH

Jauh berjalan, banyak dilihat, begitu pula banyak hal yang belum diketahui didapat. Dalam melaksanakan tugas masa bakti SPL Nasional 2022 dari bulan September sampai November, saya mendapatkan banyak hal baru tentang sekolah-sekolah yang saya kunjungi, khususnya di bidang Literasi Sekolah. Melihat arah rambu-rambu alamat sekolah ada yang tertata rapi dan ada yang belum, selanjutnya saya melihat mading sekolah, tata tertib siswa dan slogan-slogan yang membudayakan sikap siswa untuk keamanan, ketertiban, kebersihan, kerapian, keindahan, kekeluargaan, keharmonisan ( 7 K ). Sampai juga saya melihat pada tabel di mading secara transparansi penggunaan keuangan Dana BOS 2022. Hal ini tentunya merupakan hal yang sarat makna.

Langkat adalah daerah penempatan saya sebagai kelulusan SPL Nasional 2022 dan melaksanakan Masa Bakti, yang berada di kecamatan Binjai, kecamatan Selesai, kecamatan Stabat, kecamatan Wampu sampai kecamatan Tanjung Beringin. Jika kita masuk dari arah Medan, maka Langkat pada kecamatan Binjai juga berbatasan langsung dengan Binjai Kota. Mengapa saya menyatakan ada  kecamatan Binjai dan ada Binjai Kota? Jika kecamatan Binjai adalah Pemerintahan Daerah dari Kabupaten Langkat sedangkan Binjai Kota adalah bagian dari Pemerintahan Kotamadya yang berada di provinsi Sumatera Utara, dan Langkat merupakan perbatasan akhir untuk menuju ke provinsi Daerah Istimewa Aceh.

Untuk Sekolah Dasar atau SD baik negeri atau swasta dan Sederajat, misalnya MIN (Madrasah Ibtidaiyah Negeri) dan juga MI Swasta yang saya kunjungi rata-rata memberikan apresiasi dan sopan dalam penyambutan, bahkan ada yang menjamu minum, baik minum teh manis dan lainnya dikarenakan berbarengan dengan jadwal jam istirahat. Mereka umumnya tertarik pada kegiatan literasi ini, walaupun akhirnya mereka menyatakan karena masih banyak kesibukan saat ini sebagai persiapan dalam kurikulum merdeka, guru-guru berlatih dan di daerah seperti kami ini di mana sarana internet juga masih banyak mengalami kendala untuk siswa-siswa, hal lain juga sepertinya karena literasi, numerasi ini baru mulai digalakkan di tahun belakangan ini. Walau ada juga sekolah yang sudah banyak Guru Penggeraknya  dan mereka ada yang sudah menjalankan GLN (Gerakan Literasi Nasional), dengan membudayakan membaca buku pada apel pagi dan sebagainya. Namun hal yang pasti juga mereka masih terkendala dengan biaya untuk mengikuti GSMB Nasional 2022, apakah itu karena pelaporan untuk ARKAS Bos sudah dilaksanakan pada bulan Agustus, sedangkan Masa Bakti diawali pada bulan September. Mudah-mudahan tahun depan mereka akan mengikuti GSMB Nasional ini. Aamiin.

Ada SD Negeri Satu Atap di daerah kecamatan Selesai yang saya kunjungi, di sana sinyal handphone masih sangat sulit. Namun jika dihubungi via non paket data hp mudah berinteraksi. Padahal masih 2 km  dari kecamatan Binjai, belum lagi perjalanan yang dilalui  masih sering banjir juga karena berdekatan dengan sungai di Kp. Baru, dan daerah sekitar yang masih perkebunan Sawit. Hal ini tentunya masih riskan jika dihadapkan pada literasi secara digital pada hubungan ke Tim Nyalanesia apalagi pada instagram serta beberapa informasi tekhnologi lainnya.  Walaupun begitu saya tidak patah arang. Ada SD negeri yang sudah nampak maju, dekat dengan Kantor Camat kami, namun belum bisa bergabung dengan GSMB Nasional. Hal ini dikarenakan ternyata Ibu kepala Sekolah disibukkan dengan merawat anggota keluarganya yang sedang sakit. Sungguh belum saat yang tepat, dan saya dalam melaksanakan masa bakti  pantang merasa penat.

Hal lain yang saya jumpai ketika mengunjungi  SD negeri di kota Stabat, namun sepertinya ada Ibu Kepala Sekolah yang kurang berkenan dengan memberitahukan nomor HP, entah mengapa, padahal sekolah sangat besar dengan jumah siswa yang paralel sampai melebihi 6 kelas dan menambah kelas paralel, sehingga siswa-siswa ada masuk jam pagi dan ada yang masuk jam siang di sekolah tersebut.  Hal yang lainnya, ada Ibu kepala sekolah yang tidak sempat berjumpa dikarenakan sedang melaksanakan Ibadah Umrah ke Makkah. Sepertinya saya terlalu sering berbarengan dengan agenda kunjungan tamu-tamu lainnya dan saya yang datang atau ada kegiatan schedule lainnya yang tanpa sengaja berbarengan. Pernah ada di suatu SD di kecamatan Wampu Stabat ada rombongan Bapak Prof. Dr. Djohar Arifin Husin, S.H., M.A., yang datang memberikan bantuan PIP kepada siswa SD untuk lebih memprioritaskan tugas kepada guru untuk mendata kebutuhan tentang keberadaan ekonomi dari orang tua siswa sehingga tepat sasaran bantuan diterima oleh siswa SD tersebut.

Pada Sekolah SMP dan sederajatnya yang saya kunjungi selama masa bakti ini ada banyak pengetahuan baru, ada yang sudah punya Pendopo Literasi untuk ini SMP tersebut berada di kota Stabat, tatanan taman dan tempat baca dengan nama Sanggar Literasi tersebut dibuat dengan diberdayakan oleh guru-guru yang sudah lulus Guru Penggerak angkatan 1, untuk siswa siswa yang aktif berliterasi mereka sudah maju IT nya dan bahkan guru-guru sudah mengerti informasi SPL Nasional ini serta Program GSMB Nasional 2022 dari Instagram Story, namun mereka terkendala biaya juga  sepertinya mahal begitulah menurut mereka. Dan hal itu tentunya keputusan ada di pucuk pimpinan Kepala Sekolah sebagai Pemangku Kebijakan Sekolah. “Ah… seandainya saja para kepala sekolah itu langsung ikut mendaftar di Program GSMB Nasional tentunya guru-guru akan semakin mengapresiasi diri saya,” pikir saya di siang panas terik matahari.  Dan ketika itu juga saya lihat siswa siswa SMPN sangat aktif bermain bola basket di lapangan sekolah. Sungguh keren! Seragam mereka tidak hanya putih-biru, namun ada juga yang berseragam putih-putih bersih menginspirasi, baju olahraga juga rapi mempesona, saya pun mendapat penjelasan bahwa pak kepala sekolah sedang sibuk ada kunjungan dari Inspektorat Pusat. Saya pun akhirnya melanjutkan perjalanan saya ke SMP yang lainnya.

Hari berikutnya kunjungan saya lakukan di SMPN Kecamatan Hinai,  30 menit dari kota Stabat waktu tempuh ke Hinai dilalui.  Pak Kepala Sekolah lagi gak hadir di sekolah tersebut dikarenakan adik kandungnya meninggal dunia di P. Brandan.  Dan saya pun berjumpa dengan Bapak Wakil Kepala Sekolah. SMP tersebut merupakan sekolah peraih  Adi Wiyata Nasional. Lalu saya pun mengajak untuk ikut di Program GSMB Nasional 2022.  Selanjutnya, kunjungan saya laksanakan di Pesantren, namun jumlah siswa belum memadai untuk berkarya di program ini .

Pada SMA, SMK, Madrasah Aliyah yang saya kunjungi ke arah Binjai Kota, mereka  merespon baik, namun masih dipertimbangkan kembali untuk ikut bergabung dalam berliterasi dan program GSMB Nasional ini. Akhirnya saya pun menelpon Ibu kepala sekolah SMAN untuk berkolaborasi  dalam program ini serta ikut mendaftar di Program GSMB Nasional ini, dan karena saya pun mengetahui bahwa Ibu tersebut hobi dalam berliterasi, walaupun sekolah ini sudah dekat dengan Gerbang Perbatasan Medan-Aceh yaitu tepatnya kecamatan Besitang, alhamdulillah ibu kepala sekolah menyetujui untuk mendaftar di Program GSMB Nasional 2022.  Selain itu juga sekolah tempat di mana saya mengajar juga sudah mendaftar Program GSMB Nasional pada bulan Agustus lebih awal.  Ini sudah merupakan kebahagiaan tak terkira bagi saya sebagai pemula dalam Penggerak Literasi dan Semoga akan tertular kepada sekolah lainnya untuk lebih memajukan Literasi di sekolah khususnya dalam menulis buku antologi siswa  sehingga budaya membaca dan menulis itu tiada pernah sirna.

Terima kasih NYyalanesia dan teman-teman  SPL Nasional , Serta Program GSMB Nasional. Saya mendapatkan ilmu dan pengalaman yang berharga dari mengikuti Masa Bakti ini. Semoga Literasi ini akan Abadi. Dan makin jaya negeri ini!

BIODATA  PENULIS  :

IRMA TURNISILA, S.Pd. Lahir  di Tumpatan Nibung 47 tahun silam di Deli Serdang.

Sekolah di SDN, SMPN , SMA S PAB 1 Medan Estate. Kuliah di UNIMED Stambuk ’95. Aktif mengajar di SMAN 1 BINJAI KABUPATEN LANGKAT dari tahun 2005. Tempat Tinggal Kwala Begumit,  Kecamatan Binjai, Kabupaten Langkat, Sumatera Utara.

Artikel Terkait