Beruntung berkesempatan di sisa waktu yang mepet, memajukan diri mengisi form pendaftaran berkontribusi dalam Gerakan Sekolah Menulis Buku Nasional (GSMB Nasional) yang digagas oleh Mas Lenang. Di awal tidak bisa membayangkan bagaimana dalam waktu singkat melakukan sosialisasi ke 500 lebih lembaga pendidikan SD dan SMP seluruh Kabupaten Tulungagung.
Masya Allah bersama kesulitan ada kemudahan, hikmah pandemi ada media zoom meeting yang disetujui oleh Nyalanesia untuk mengoptimalkan ikhtiar menjangkau hampir dua ratus lembaga hanya dalam waktu kurang dari. dua jam. Beberapa peserta zoom ada dari luar Jawa Timur. Dukungan dari Plt Kepala Kantor Kementerian Agama Bapak Masngut yang saat itu menyerahkan mandat kepada Bapak Suryani selaku Kasipendma yang sekaligus Penggagas Gerakan Literasi Madrasah Kabupaten Tulungagung.
Alhamdulillah sesudah koordinasi dengan Kak Gemini didapat tanggal sesuai kesepakatan
Dan tak mungkin kenangan sambutan almarhum Kepala Kantor Dinas Pendidikan Pemuda dan Olah Raga Tulungagung terlupakan.
Kadindik tahun 2021 juga mendukung CV SAKTI PERMATAHATI IBU mengadakan webinar sosialisasi GSMB Nasional Nyalanesia.
Alhamdulillah masuk dalam tim 500 peserta dari seluruh penjuru Indonesia yang telah menyatakan siap berjuang menjadi pelita Indonesia. Menjadi jalan tersebarnya gelora semangat literasi kepada semua guru diseluruh penjuru nusantara.
Andy Noya memberi semangat kepada semua yang dilantik agar tetap fokus mengkampeyakan gerakan literasi dimanapun berada.
Beliau bercerita saat masih kecil, di mana beliau waktu kecil karena kondisi ekonomi yang tidak berlimpah, dengan besar hati menjalani kehidupan dan kepindahana dari Malang, Papua, Surabaya bahkan sampai Jakarta.
Beliau menceritakan kisah penuh perasaan nyaris semua terhanyut haru, tidak kuasa menahan air mata. Kisah yang diceritakan beliau menjadi pendorong penguat langkah kami untuk teguh dan semangat dalam bertugas menjadi pengerak literasi. Optimis saat turun dilapangan melakukan sosialisasi Insya Allah kita pasti menemukan Bu Ana lain yang inspiratif.
Cemoohan, pandan dan komentar miring atas gerakan yang kita lakukan, jadikan pemantik melesatnya semangat kita menjadi pelita NYALANESIA, wujudkan Indonesia yang gemar baca dan kaya karya.
Era digital sangat mempengaruhi tumbuh kembang anak dalam mengenal buku, lebih condong ke arah game, juga ke arah media sosial daripada membaca buku.
Menjadi ladang perjuangan nyata bagi kita, guru era digital. Penggerak Literasi pasti bisa menembus keterbatasan tersebut.
Tamu istimewa kedua, Kak Bukik Setiawan. Seorang penulis, juga aktivis. Bidang pendidikan menjadi fokus perjuangan beliau. Buku Panduan Memilih Sekolah, salah satu dari sekian banyak karya Kak Bukik yang populer di dunia parenting atau dunia pendidikan pada umumnya.
Kak Bukik secara gamblang menyampaikan bagaimana seorang penggerak pasti tumbuh, haruslah bisa memberikan dampak perubahan bagi sekitar. Terus melakukan pergerakan yang konsisten supaya tercipta dampak nyata. Seorang penggerak juga wajib merasakan dibilang GILA. Gila dalam arti melakukan hal yang tak biasa dilakukan oleh kebanyakan orang. Seperti halnya Penggerak Literasi Nasional ini, jarang orang mau melakukannya.
“Melakukan pergerakan wajib dilandasi konsistensi diri. Berdaya juang tinggi. Harus bisa memberikan dampak nyata bagi sekitar. Setiap diri, kita pasti bisa menjadi seorang penggerak. Tentu saja penggerak perubahan.”
Indonesia sangat membutuhkan penggerak perubahan, di dunia pendidikan ataupun sebagai penggerak perubahan di bidang Literasi. Memang bukan hal mudah menciptakan perubahan, apalagi di era digital seperti saat ini. Akan tetapi sebagai Penggerak Literasi kita wajib yakin pasti bisa berkolaborasi dengan para pendidik nasional mewujudkan Indonesia merdeka dalam berliterasi. Semangat bergerak Demi Nyala Masa Depan Indonesia, ubah lelah kita menjadi Lillah, Insya Allah diridhai menjadi amal jariyah.
Bismillah laa haula walla,quwwata illa billah luruskan niat ikat ilmu dengan mencatat, menulis buku wariskan ilmu sesuai tuntunan Rasulullah. Masya Allah, tabarakallah Aamiin.
Hidup hanya sekali, maka harus berarti. Menyimak kisah Andy Noya hati merasa trenyuh. Menjadi salah satu bukti bahwa hidup sukses seorang anak tidak lepas dari bimbingan dan motivasi dari guru yang merupakan orangtua di sekolah.
Penuh haru Andy Noya menceritakan kembali kenangan saat bertemu dengan Ibu Ana, guru yang dengan tutur kata, perlakuan penuh kasih sayang, mampu memberi kesan mendalam pada muridnya. Sugesti kalimat positif dari Ibu Ana bahwa Andy Noya adalah pandai dan berbakat menulis, bahkan sangat yakin menyampaikan bahwa suatu saat Andy Noya akan menjadi wartawan. Meski kalimat sakti yang didengar akan menjadi seorang “hartawan”, berkat dukungan dan keteladanan Ibunda menjadi kenyataan. Andy Noya meski aslinya sosok pendiam menjelma menjadi pribadi yang berani menyampaikan gagasan menjadi tulisan-tulisan yang mengesankan hingga akhirnya mendapat amanah menjadi tuan rumah acara TV ternama di Indonesia.
Pandangan mata penuh rasa bangga memberi kesan mendalam pada anak kelas empat, pelukan hangat pemberi semangat, tepukan tangan lembut menggelorakan bara semangat jiwa belia untuk Andy Noya mampu berkarya. Menjadi awal langkah memberanikan diri menulis buku, sekalipun hanya berawal dari puisi atau goresan pena yang sangat sederhana yang dipajang oleh guru, bagi kita yang telah berkecimpung di dunia pendidikan sekian lama itu biasa, namun semua dukungan dari Ibu Ana berdampak luar biasa, tabarakallah Aamiin.