Saya seorang guru yang mungkin dipandang biasa-biasa saja, tidak ada yang istimewa. Namun saya berkeinginan kuat untuk agar pembelajaran saya di senangi siswa saya. Mengajar dan berusaha untuk aktif dalam kegiatan yang saya senangi. Dan ini membuat saya semakin percaya diri mendalami kegiatan tersebut. Menulis dan memiliki buku adalah obsesi saya. Bergabung dengan teman teman yang berjiwa sama merupakan pembuka cakrawala saya dalam berkiprah di dunia literasi.
Mendapat posting-an dari suami tentang Rekrutmen Nasional 100 Sosialisator Program Literasi Nasional mengerakkan hati saya untuk mengikuti dan mengukur diri. Awalnya mungkin hanya ingin mencoba, apa yang akan ditawarkan oleh program ini. Setelah mengikuti langkah langkah kegiatan saya merasa harus aktif dalam merespon kegiatan ini. Jujur saya berkeinginan agar sekolah memiliki buku sendiri, baik untuk sekolah saya maupun sekolah yang ada di kabupaten Aceh Besar. Semenjak saya aktif sebagai Tim Penggerak Literasi Kabupaten saya punya mimpi untuk mewujudkan satu sekolah satu buku. Itulah keinginan saya.
Menjawab tantangan Uji Penerjunan setelah seleksi tahap 1 cukup menguji saya apakah saya bisa mencapai target. Diawali dengan memetakan sekolah yang akan saya kunjungi, terutama di sekitar lingkungan rumah, lingkungan sekolah saya sendiri di kecamatan sampai sekolah yang gurunya teman dekat saya. Dimulai dengan sekolah saya sendiri yang memang sudah lama berkeinginan memiliki buku, Menemui teman teman kepala sekolah yang suka diajak tukar pikiran menjadi langkah awal penyemangat saya. Mendatangi dan mengajak kepala sekolah anak anak saya juga untuk ikut program ini. Mengajak teman teman satu tim penggerak literasi kabupaten dan membangun komunikasi dengan ketua tim literasi yang juga sangat memotivasi.
Ada rasa pesimis juga ketika beberapa kepala sekolah menganggap ini bukan kegiatan dari Dinas. Maka sesuai arahan mentor untuk membangun kolaborasi dengan pihak pihak terkait, maka saya memberanikan diri untuk berkomunikasi dengan Kadis Pendidkan Kabupaten Aceh Besar lewat WhatsApp. Dan Alhamdulillah sekali beliau sangat mendukung dan memberi arahan bagaimana seharusnya saya berbuat agar mendapat respon dari kepala sekolah dilingkup wilayah kami. Wilayah Aceh Besar memiliki wilayah yang cukup luas lebih kurang 2.903 KM. Memang saya tidak mungkin menjangkau seluruh sekolah.
Maka saya mencoba membuka komunikasi dengan tetangga yang bekerja di RRI. Kembali mereka menyambut baik keinginan saya untuk bisa mengisi acara di Pro 1 RRI Banda Aceh FM 97,7 MHZ. Kebetulan tempat tinggal saya diperbatasan Kabupaten Aceh Besar dan Kota Madya Banda Aceh sebagai ibu kota provinsi. Sebagai pembicara saya juga mengajak Kadis Pendidikan dan Ketua Tim Literasi Aceh Besar sebagai Narasumber. Dalam ulasannya Kadis pendidikan Aceh Besar sangat berterima kasih terhadap kegiatan Gerakan Sekolah Menulis Buku (GSMB) ini. Sejak tahun 2019 Bapak Kadis sudah memyerukan agar gerakan literasi di sekolah harus di giatkan. Sangat membantu sekali jika pihak ketiga seperti Nyalanesia ini ikut terlibat langsung membangun pengembangan literasi di kabupaten Aceh Besar. Adanya Program GSMB ini akan memberi semangat baru bagi sekolah sekolah di Aceh Besar untuk menggerakkan Literasi. Yang pada akhirnya akan membudayakan literasi dan mutu pendidikan secara lebih efektif dan mewujudkan generasi 4.0 di masa depan. Demikian pernyataan beliau yang cukup membuat saya lebih bersemangat. Dari ketua tim literasi juga menyampaikan bahwa beliau sangat bersyukur dan memberikan apresiasi yang sangat baik terhadap Program GSMB ini. Salah seorang timnya masuk sebagai Kandidat Sosialisator Penggerak Literasi Nasional 2021. Beliau berharap program tim literasi kedepan semakin tajam dan disambut dengan baik oleh pihak pihak yang berkepentingan termasuk sekolah dari TK, SD SMP dan SMA/SMK bahkan masyarakan maupun kalangan pemerintahan. Berhubung dalam masa pandemi dialog dilakukan melalui Zoom. Selain On Air pada pukul 15.00-16.00 WIB hari kamis. Tanggal 17 Juni 2021. Dialog interaktif ini dapat kembali diikuti di Instagram dan cannel You Tube RRI Banda Aceh. Dan flyer kegiatan ini juga di forward oleh pihak dinas kepada MKKS Aceh Besar. Dan ini cukup mendapat respon dari kepala kepala sekolah. Mereka sangat berkeinginan namun harus lebih mempersiapkan diri lagi. Jadi banyak juga sekolah sekolah yang belum berkesempatan untuk mendaftar pada program ini.
Dalam masa uji penerjunan mentor group A Bapak Arifin selalu memberi arahan dan bimbingan agar uji penerjunan saya berjalan lancar. Saya jadi banyak belajar tentang mengelola sebuah program. Hingga pada suatu hari Bapak Arifin menanyakan kendala apa yang saya hadapi dan menjelaskan strategi yang harus saya jalankan sebagai sosialisator. Membuka wawasan saya bagaimana menggerakkan literasi di sekolah agar terwujud sekolah dengan karya bukunya. Sungguh pembicaraan yang sangat bermakna dan bermanfaat.
Setelah kegiatan ini tugas saya menjadi lebih ringan. Saya tidak lagi mengunjungi sekolah yang jauh di tambah lagi dengan waktu Uji penerjunan yang akan berakhir. Saya terus mendampingi sekolah sekolah yang mendaftar lewat telpon dan WhatsApp. Dan juga menerima permohonan maaf karena belum bisa ikut program tahun ini. Dengan rasa syukur tang mendalam karena dengan mengikuti Kegiatan KSPL 2021 ini saya bisa mewujudkan keinginan saya walaupun belum sepenuhnya. Semoga Allah SWT meridhoi. Aamiin.