Satu Sekolah Saja Membuatku Bahagia - Penggerak Literasi

Satu Sekolah Saja Membuatku Bahagia

“Harapanku untuk Provinsi Papua Barat Satu Sekolah Saja Membuatku Tersenyum Bahagia”

Cerita ini berawal dari Jumat, 23 April tahun 2021 pukul 18.14 WIT. Saya merupakan seorang guru matematika salah satu sekolah menengah atas yang berada di pulau paling timur Indonesia, tepatnya di SMA Negeri 1 Fakfak, Papua Barat. Pada Zaman seperti sekarang ini tentunya kita semua tergabung dalam bermacam-macam grup WhatsApp, Line, Massenger dan lain-lain. Tidak sengaja saya membuka salah satu grup WhatsApp, yaitu grup Bimtek KTI Golden 2021, milik LPMP Papua barat. Di sana terdapat pengumuman tentang 100 SOSIALISATOR PROGRAM LITERASI NASIONAL ANGKATAN 2021. Tertera dengan jelas apa saja persyaratan, fasilitas, batas pendaftaran hingga tanggal 30 April 2021, serta ajakan “Daftarkan Diri Anda! www.penggerakliterasi.id”. Informasi itu membuat saya penasaran karena saya belum pernah mengikuti. Saya pun merasa cukup aneh dengan fasilitas yang dicantumkan. Tanpa bertanya kepada siapapun saya mencoba masuk dalam link tersebut. Saya menjadi tahu tentang program Gerakan Sekolah Menulis Buku (GSMB) lalu mengikuti petunjuk untuk follow Facebook, Instagram, Line, Telegram, dan lain-lain. Maka mulailah saya mempelajari tentang program GSMB tersebut.

Perasaan senang, susah, gembira, panik, malu, khawatir, was-was bahkan sangat sedih terasa menjadi satu. Hal ini dikarenakan program ini sudah berjalan sejak tahun 2016, artinya tahun kelima sudah terlewati, 1.378 sekolah telah mengikuti, lebih dari 280.000 pelajar dan pendidik Indonesia telah menerbitkan 3000 judul buku bersama. Berbagai program telah mereka lewati bersama, dengan bermacam-macam pengalaman tentunya. Saya sedih karena untuk provinsi Papua Barat, ternyata pesertanya NOL, ya benar-benar nol terpampang nyata pada peta penyebaran yang mereka tuliskan disana. Serasa tak percaya, namun nyata data ini menjadi motivasi terbesar bagi saya untuk mengikuti program ini. Segera setelah itu saya yakin untuk mendaftar, dan melengkapi semua persyaratan yang diminta. Tentu tidak sederhana, banyak hal yang harus lakukan untuk mengikuti seleksinya, mulai dari 3000 lebih pendaftar diseleksi hingga 1000 besar, lalu dilanjutkan seleksi menjadi 500 besar. Lima ratus besar  KSPL inilah yang saat ini sedang berproses.

“Saya sedih karena untuk provinsi Papua Barat, ternyata pesertanya NOL, ya benar-benar nol terpampang nyata pada peta penyebaran yang mereka tuliskan disana.”

Saya termasuk salah satu kandidat sosialisator program literasi nasional dengan no KSPL 21086 yang difasilitasi dan didukung oleh Nyalanesia.  Senin, 7 Juni 2021, setelah beberapa hari kami mendapat pembelakan secara daring, tiba saatnya  menjalankan tugas kami masing –masing, bahagia rasanya terdapat banyak kandidat yang berasal dari satu provinsi, yaitu Papua Barat. Tambahan energi positif mulai terasa kembali seperti pada saat mendaftar. Bukan semata karena fasilitas, tetapi keinginan  atau harapan besar agar data untuk Papua Barat jangan Nol  sekolah lagi untuk GSMB tahun ini sedikit terpenuhi.

Hari pertama, tentu saya melakukan sosialisasi di sekolah sendiri. Menyampaikan program ini di sela kesibukan penilaian akhir tahun tentunya tidak mudah. Dengan sedikit penjelasan, puji Tuhan teman-teman guru dan siswa-siswa merespon dengan sangat baik.

“Saya mau! Saya mau!” itu kata yang terdengar dari banyak guru dan siswa.

Respon yang sangat antusias ini diikuti dengan spontan menyerahkan uang secara suka rela agar diikutkan dalam program ini. Wow! Sesuatu yang membuat saya tersenyum dengan penuh rasa bahagia. Setidaknya data nol yang selalu terbayang dipikiran saya tidak akan menjadi nol lagi. Saya menemui koordinator literasi untuk sekolah kami, SMA Negeri 1 Fakfak, karena kepala sekolah kami sedang tidak berada ditempat. Esoknya, pada tanggal 8 Juni 2020  kepala sekolah belum tiba di Fakfak, oleh karena itu setelah selesai dengan tugas utama, yaitu mengawasi penilaian  kenaikan kelas, saya mencoba membuat janji dengan kepala dinas kabupaten serta kepala-kepala sekolah yang lain. Pada tanggal 9 Juni 2021, kepala sekolah saya tiba di Fakfak, saya segera menghadap dan melaporkan semua tentang program  ini dan beliau  menanggapi dengan baik. Beliau menyetujui keikutsertaan sekolah kami untuk  mengikuti GSMB di tahun ini.

Pada hari Kamis, 10 Juni 2021, saya melanjutkan sosialisasi kepada Kepala Dinas Pendidikan Kabupaten Fakfak. Di sana saya disambut dengan sangat baik. Saya diberi kesempatan untuk sosialisasi kepada sekolah-sekolah tingkat dasar dan menengah. Sebenarnya bukan itu yang saya harapkan, karena sekolah –sekolah sudah pada libur, jadi agak tidak efektif. Karena ada KSPL lain di kabupaten Fakfak, untuk sekolah Menengah Pertama dan Sekolah Dasar, maka saya sendiri tidak mau mengambil ranah mereka. Pada hari itu juga perjalanan saya sampai di SMA YPK Fakfak, puji Tuhan sambutan yang luar biasa dari kepala sekolah serta guru-gurunya. Mereka sangat tertarik untuk mengikuti program ini, kepala sekolah langsung menunjuk salah satu koordinator dan mereka langsung mendaftar menjadi peserta GSMB tahun ini. Bahagia terasa hati ini, saya mulai lebih yakin data Papua Barat tidak mungkin nol. Dua sekolah sudah melegakan hati saya saat itu. Berharap sungguh KSPL-KSPL di Papua Barat bisa mengajak sekolah yang ikut program menulis buku ini lebih banyak dari saya.

Jumat, tanggal 11 Juni 2021, mulai dengan berita-berita Covid mengganas, jumlah pasien meningkat pesat dengan virus Corona varian baru: Delta. Fakfak menjadi salah satu kota yang terkena dampak virus tersebut. Penilaian kenaikan kelas juga belum berakhir, namun kunjungan-kunjungan ke sekolah-sekolah mulai dilarang. Putus sudah harapan saya sebagai KSPL, hingga tanggal 14 Juni terjadi pergantian kepala sekolah SMAN 1 Fakfak dengan SMAN Karas. Saya mengulangi lagi dari proses awal saya menghadap kepala sekolah baru dan wow keren, ternyata tanggapan beliau lebih dasyat. Bahkan uang yang sudah terkumpul disuruh mengembalikan kepada guru-guru yang telah membayar karena sekolah kami akan didaftarkan sejumlah 100 siswa dan 20 guru dan dibayarkan oleh sekolah. Kepala sekolah lama juga berniat mendaftarkan sekolah barunya yaitu SMA Negeri karas, namun belum terlaksana karena hubungan sulit, harus ditempuh dengan perahu, sekolah tersebut pun telah libur, serta sulit untuk menghubungi guru-guru dan siswanya.

Pada hari Rabu, 16 Juni 2021, ditengah virus covid yang mengganas, saya berusaha mendatangi SMA St. Don Bosco Fakfak, karena telah membuat janji dengan pimpinan. Sedikit kecewa karena setelah sampai di sekolah tersebut, saya dipertemukan dengan Wakasek Kurikulum dan beberapa guru yang ada. Penerimaan mereka baik dan antusias, namun sayang beliau bukan pengambil kebijakan, bahkan surat rekomendasinya hanya di tandatangani dengan tanpa cap sekolah. Perasaan saya sangat kecewa, namun semangat untuk menyuarakan literasi tetap kuat dalam hati ini. “Yuk Cicilia semangat!” itu adalah kalimat yang saya ucapkan berulangkali dalam hati.

Tanggal 17 dan 18 Juni 2021, saya harus menyelesaikan administrasi di sekolah untuk kenaikan siswa. Walaupun begitu, saya masih berusaha menghubungi sekolah lain via WhatsApp. Beberapa kepala sekolah mengatakan program ini bagus, tapi belum ada kesempatan untuk mengunjungi sekolah-sekolah tersebut dikarenakan jauh dan mengganasnya virus Corona.  Akhirnya pada hari Sabtu, tanggal 19 Juni 2021 saya berhasil mendatangi salah satu SD, yaitu SD Negeri 1 Fakfak. Lagi-lagi sedikit kecewa karena kepala sekolah sedang sakit dan hanya bertemu dengan salah satu guru kontrak, sehingga beliau juga tidak bisa mengambil keputusan.

Hari Minggu, 20 Juni 2021, ada acara pertemuan keluarga dan dalam acara tersebut bertemu dengan 2 orang kepala sekolah, dan 2 orang guru kelas. Saya berusaha menceritakan tentang GSMB dan mereka tertarik untuk ikut, SD YPPK Fatima dan SD YPPK Piahar, dua sekolah lagi ingin ikut namun jumlah siswa tidak memenuhi persyaratan. Sayangnya hingga batas penyelesaian administrasi, yaitu tanggal 25 Juni, kedua sekolah tersebut belum dapat mendaftar program GSMB. Waktu berjalan begitu cepat hingga hari Senin, 28 Juni 2021, menurut perhitungan saya dengan 15 KSPL yang berasal dari Papua barat, jika dikalikan minimal 2 , seperti yang saya lakukan, saya berharap ada paling sedikit terdapat 30 sekolah yang mengikuti kegiatan ini. Ternyata data dari mentor mengatakan lain, hanya 3 sekolah yang terdaftar, ya Tuhan apa yang terjadi dengan provinsi kami, sungguh menyedihkan, bolehkan saya mengulangi waktu yang sudah berlalu dan mensosialisasikan ulang ke sekolah-sekolah lain di kabupaten lain?

Tidak peduli dengan batasan waktu yang sudah lewat, hari ini saya mengulangi kegiatan sosialisasi lagi di SMP YPK Fakfak dengan penerimaan yang luar biasa dari beberapa guru dan kepala sekolah yang ada, puji Tuhan ada gelombang 3, yaitu tanggal 28 Juni hingga tanggal 7 Juli. Semoga sekolah tersebut dapat menyelesaikan segala administrasinya hingga usai sebelum batas waktu yang ditentukan. Lega rasanya saya bisa mewujudkan harapan besar untuk membuat data peserta GSMB nasional tahun ini dari Papua Barat tidak nol lagi.

Mulai besok dan seterusnya saya tetap akan melakukan sosialisai  gerakan sekolah menulis buku ini, entah mendapat respon baik maupun kurang baik. Meskipun situasi saat ini sangat tidak memungkinkan untuk kunjungan secara luring atau tatap muka ke sekolah-sekolah, namun hati ini tetap ingin bergerak untuk mendatangi sekolah-sekolah tersebut. Ada cara lain yang akan saya tempuh, yaitu dengan daring, baik via WhatsApp ataupun telpon guna mensosialisasikan GSMB nasional ini. Saya sangat berharap tahun ini banyak sekolah-sekolah yang bisa mengikuti program ini. Saya sendiri mempunyai mimpi besar untuk provinsi ini, semoga tiap tahunnya jumlah yang ikut semakin meningkat. Dan untuk tahun ini satu sekolah saja yang ikut sudah membuat hati saya gembira, membuat saya tersenyum bahagia.

Ayo anak-anak, ayo bapak dan ibu guru semua, ikuti kegiatan sekolah menulis buku nasional. Kita tingkatkan literasi kita secara bersama-sama. Maju Papua Barat, maju Indonesiaku!

Artikel Terkait